Dia mengungkapkan, petumbuhan ekonomi Jatim selama tahun ini mencapai 4,48 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional 4,4 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Jatim yang cukup signifikan tersebut hendaknya dapat terus diupayakan naik," katanya kepada sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jatim.
Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Jatim berasal dari sektor angkutan dan komunikasi yang mencapai 12,16 persen, namun angka itu lebih rendah daripada pencapaian nasional yang mencapai 16,7 persen.
Pertumbuhan ekonomi di subsektor lain juga relatif tinggi seperti angkutan penyeberangan 16,03 persen, angkutan udara 13,71 persen, dan angkutan kereta api 8,02 persen.
Jika ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim selama triwulan pertama itu tetap dipengaruhi komponen konsumsi rumah tangga yang mencatat pertumbuhan tinggi 9,35 persen.
Kondisi itu terjadi karena ada dorongan konsumsi nonmakanan yang tumbuh 11,82 persen, bahkan konsumsi pemerintah dan lembaga swasta nirlaba juga tumbuh bagus masing-masing 10,22 persen dan 19,96 persen.
"Artinya, seluruh komponen konsumsi selama triwulan pertama tahun ini rata-rata meningkat tajam," kata Soekarwo.
Selain itu, perkembangan ekspor dan impor juga menunjukkan pertumbuhan masing-masing 4,73 persen dan 10,16 persen.
Walau begitu, gubernur menargetkan pertumbuhan ekonomi di Jatim mencapai angka 6 hingga 6,2 persen.
"Kalau angka ini bisa tercapai, saya yakin pengangguran dan kemiskinan di Jatim yang jumlahnya sekitar tujuh juta jiwa bisa berkurang," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009