Dumai (ANTARA News) - Ban roda bagian depan pesawat Fokker 50 milik maskapai penerbangan Riau Airlines (RAL) bocor saat mendarat di bandar udara Pinang Kampai Dumai, Riau, Rabu, menyebabkan pesawat tersebut nyaris tergelincir dari luar landasan.
Pesawat tersebut membawa delapan penumpang dari Pekanbaru dan mendarat di bandara Pinang Kampai sekitar pukul 11.45 WIB. Saat mendarat itulah para penumpang merasakan ketidaknyamanan pesawat bahkan beberapa penumpang menjerit.
Salah seorang penumpang, Darwin yang ditemui di bandara Pinang Kampai mengatakan dirinya sempat panik ketika merasakan pesawat yang ditumpanginya itu mendarat dengan kondisi tidak sempurna dan bergoncang hebat.
"Saat kami turun dari pesawat terlihat ban roda depannya kempis. Untung pesawat yang saya tumpangi selamat walau berada di ujung landasan," ungkap Darwin.
Pilot RAL, Kapten Pilot Rendra mengakui pesawat yang dibawanya memang mengalami kendala karena ban depan pesawat tersebut bocor saat mendarat namun itu tidak membahayakan penumpang karena bocornya ban itu setelah mendarat dan hendak menuju tempat landasan parkir.
Ia mengatakan, kondisi ban depan pesawat tersebut memang sudah gundul sehingga membuat para penumpang dari Pekanbaru tujuan Dumai sempat panik karena kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi sejak empat bulan pesawat milik Pemerintah Provinsi Riau itu beroperasi melayani rute Pekanbaru-Dumai.
Akibat dari bocornya ban pesawat, jadwal penerbangan di bandara yang berada di pesisir timur Sumatera itu tertunda. Pesawat RAL yang seharusnya melayani penerbangan rute Dumai-Pekanbaru-Jakarta jadi terkendala dan hingga kini penumpang yang akan berangkat masih menumpuk di bandara Pinang Kampai.
Menurut Rendra, ban pesawat tersebut harus diganti dengan ban baru dan untuk mendapatkan ban baru pihaknya menunggu kiriman ban dari Pekanbaru yang dibawa dengan jalur darat.
"Ban baru untuk pesawat ini diangkut melalui jalur darat dari Pekanbaru dengan waktu tempuh sekitar empat jam," katanya.
Sementara itu sekitar 30 orang penumpang dari Dumai yang hendak berangkat ke Jakarta terpaksa harus menunggu selama lebih kurang lima jam di bandara Pinang Kampai, karena pesawat RAL yang ingin ditumpanginya tersebut harus menunggu ban baru yang diantar dari Pekanbaru karena pesawat Fokker 50 itu tidak membawa ban serap.
"Walau ada kendala tapi saya tetap menunggu pesawat ini karena hanya satu-satunya pesawat ini yang berangkat ke Pekanbaru, baru kemudian terbang ke Jakarta," ujar Anto.
Ia berharap, pihak perusahaan RAL seharusnya lebih memperhatikan kondisi pesawat dan keselamatan penumpang karena jika terjadi insiden sekecil apapun dapat menghambat perjalanan juga berisiko bagi pesawat terbang sangat besar sekali.
"Apalagi kalau kondisi ban pesawatnya sampai gundul, jelas itu sudah sangat membahayakan keselamatan para penumpangnya, untuk itu sekali lagi saya berharap bukan saja RAL melainkan perusahaan pesawat-pesawat terbang lain agar selalu memperhatikan kondisi pesawatnya," katanya.
Anto menegaskan jangan pesawat yang tidak layak terbang dipaksakan terbang demi mencari keuntungan, sementara keselamatan bagi penerbang tidak diperhatikan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009