Jakarta,(ANTARA News) - Sebanyak150 jenis pohon layak dijadikan tanaman konservasi, karena bernilai ekonomis, kata Peneliti Senior Bidang Hutan Kota dan Arboretum Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan (Dephut) Ismayadi Samsoedin.
"Dari hasil penelitian kami, terdapat 150 jenis tanaman dari ribuan jenis yang layak menjadi tanaman untuk program konservasi alam atau lingkungan," katanya di Jakarta, Rabu.
150 jenis tanaman itu memiliki nilai ekonomi karena dapat memenuhi kebutuhan papan di antaranya adalah tanaman salam, kecapi, kemiri, limau dan jambu mente.
Menurut Ismayadi, selama ini masih ada program konservasi atau penghijauan kota yang belum disesuaikan dengan jenis tanaman yang layak ditanam, baik dilihat dari fungsinya maupun dari sisi nilai ekonominya.
Sebagai gambaran, penghijauan di sepanjang jalan tol dari Jakarta menuju Bogor, memang sudah terlihat hijau, namun jenis tanaman yang ditanam di sekitar jalan itu adalah akasia mangium yang tidak memiliki kemampuan menyerap atau menangkap air pada saat hujan.
"Akibatnya, pada saat hujan, air mengalir begitu saja, sehingga tidak mampu menahan banjir. Sementara batangnya pun tidak dapat dijadikan papan, karena jenisnya mudah diserang serangga," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, pihaknya kini menyiapkan sekitar 10 ribu pohon sebagai tanaman pengganti tanaman akasia itu di sepanjang Tol Jagorawi. Sehingga beberapa tahun mendatang, tanaman pengganti itulah yang akan memainkan peranan, baik untuk membantu "paru-paru" kota maupun sebagai media penangkap air di bawah tanah.
Selain itu, pemerintah melalui Dephut juga membuat program "koridor" hijau atau konservasi mulai dari Kawasan Gunung Gede, Pangrano, Bogor hingga Jakarta, sehingga pengendara dan penumpang dapat menikmati kawasan hijau sepanjang lokasi tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009