Malang, (ANTARA News) - Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, telah melakukan "blacklist" (menghapus dari daftar)  terhadap  sekolah yang curang dalam proses Penerimaan Mahasiswa Berprestasi (PMB) dan Seleksi Program Khusus (SPK) ke perguruan tinggi negeri (PTN) tersebut.

Rektor UB Prof. Dr. Yogi Sugito di Malang, Rabu, mengakui, ada beberapa sekolah yang terpaksa siswanya ditolak masuk melalui jalur PMB dan SPK. Bahkan, sekolah tersebut hingga tahun-tahun mendatang tidak bisa mengikutsertakan siswanya.

Menurut Yogi, kecurangan yang dilakukan oleh sekolah tersebut di antaranya adalah memalsukan nilai rapor mulai kelas 10 hingga kelas 12, memalsukan tandatangan kepala sekolah yang dilakukan oleh pihak sekolah.

"Sampai saat ini ada lima lima sekolah yang sudah kami `blacklist` untuk penerimaan mahasiswa baru dari jalur PMB dan SPK bahkan kalau ada siswa yang sudah terlanjur diterima ternyata terbukti curang, maka kami tidak segan-segan untuk mengeluarkan yang bersangkutan dari UB," tegas Yogi.

Selain itu, tegas Yogi, calon mahasiswa baru yang terbukti melakukan kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) juga akan didiskualifikasi dari daftar mahasiswa baru UB, baik yang sudah diterima melalui jalur PMB, SPK maupun jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB).

"Kalau sudah diterima di UB melalui jalur PMB atau SPK dan ternyata tidak lulus UN, mereka masih diberi kesempatan pada tahun depan, tetapi kalau tidak lulus karena kecurangan UN dan harus UN ulang, maka tidak ada toleransi dan kesempatan juga sudah tertutup," katanya.

"Kami akan terus melakukan pendataan dan cek silang langsung terhadap calon mahasiswa yang diterima melalui jalur PMB dan SPK ini, kalau ada yang terbukti tidak jujur pasti kami akan mendiskualifikasi yang bersangkutan," tegas Yogi.

Kecurangan yang dilakukan beberapa sekolah agar siswanya diterima di UB melalui jalur PMB dan SPK tersebut diketahui setelah adanya kecurigaan terhadap bukti fisik rapor siswa yang dikumpulkan pada panitia.

Ada rapor yang sampulnya sudah kusam, tapi isinya masih sangat bagus dan kertasnya bersih serta ada bekas stip-ex yang diganti.

"Karena kami curiga, kami melakukan `crosscheck` dan ternyata rapor tersebut telah dipalsukan," kata Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UB, Welmin Suharto.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009