Washington belum lama ini telah menyetujui penjualan bom GBU-28 itu, yang digunakan dalam Perang Teluk 1990-91 untuk menghancurkan pusat komando bawah tanah di Irak, seorang pejabat kementerian pertahanan mengatakan pada AFP tanpa menyebut nama.
Bom-bom itu akan dikirim ke Korea Selatan antara 2010 dan 2014, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan.
Kantor berita itu mengatakan jika terjadi perang, jet-jet tempur Korea Selatan akan membawa bom-bom itu untuk menyerang sasaran-sasaran bawah tanah seperti fasilitas nuklir Korea Utara dan artileri yang disembunyikan di gua.
Beberapa pejabat militer di Seoul mengatakan artileri Utara yang dikerahkan di terowongan di sepanjang perbataan mengajukan ancaman serius pada Korea Selatan.
Jenderal Walter Sharp, komandan tertinggi AS di Korea Selatan, mengatakan pada April bahwa Utara memiliki pasukan artileri terbesar di dunia.
Ia mengatakan Utara dipercaya memiliki sekitar 13.000 artileri yang dikerahkan di sepanjang perbatasannya.
Korea Selatan biasanya menyukai peralatan pertahanan dari AS, yang mempertahankan tentaranya di negara itu sejak Perang Korea 1950-53 untuk menghalangi agresi Kora Utara.
Leih dari 600.000 tentara Korea Selatan, yang didukung oleh 28.500 tentara AS, akan menghadapi ancaman potensial dari militer Korea Utara yang memiliki 1,1 juta personil.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009