Bengkulu (ANTARA News) - Kualitas lingkungan hidup dari hari ke hari semakin menurun, seperti udara semakin panas, adanya polusi udara, karena kerusakan lingkungan telah terjadi di mana-mana.
Hal itu diutarakan Wakil Wali Kota Bengkulu, Edison Simbolon, di sela-sela sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup dan pengendalian pencemaran di Bengkulu, Selasa.
Kerusakan lingkungan ini menurut Simbolon, akibat pertambahan penduduk, bertambahnya volume kendaraan bermotor, industri, pembukaan kawasan hutan lindung, kurangnya kesadaran manusia akan arti pentingnya tanaman pelindung, dan tanaman penghijauan.
Kondisi ini diperparah lagi kurangnya kesadaran masyarakat mengelola sampah khususnya sampah perkotaan yang volumenya lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan.
Melihat permasalahan lingkungan yang multi dimensi, Wakil Wali Kota Simbolon mengharapkan masyarakat Bengkulu ikut memberikan peran sekecil apa pun akan besar artinya dalam perbaikan lingkungan.
Termasuk memasyarakatkan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi kompos, menggalakkan penanaman pohon pelindung di tempat yang kosong serta tanaman penghijauan di halaman pekarangan rumah tangga.
"Mulai hari ini tak ada lagi yang membuang sampah sembarangan, karena dapat berakibat selain menimbulkan bau yang tidak sedap, merusak pemandangan juga menimbulkan penyakit," katanya.
Dia mengingatkan pula agar tidak ada lagi yang membuang sampah ke selokan-selokan, drainase bahkan ke sungai, karena membuang sampah di tempat-tempat tersebut dapat menyebabkan penyumbatan saluran.
Nanti sampah-sampah tersebut akan dibawa oleh air sampai ke muara sehingga berakibat mengotori pinggiran pantai dan dapat pula menyebabkan pencemaran air laut.
"Kalau di kampung saya di Sibolga, sampah yang dibawa dari rumah ke tempat usaha tidak dibuang langsung, tetapi dibawa kembali pulang ke rumah untuk dibuang," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Kebersihan dan Pengawasan Lingkungan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu, Ir Eka Rika Rino membenarkan di Sibolga penanganan sampahnya cukup bagus.
"Gaji tukang sampah sebesar Rp.1,2 juta, punya kapal sampah yang beroperasi di perairan Sibolga untuk membawa sampah ke darat kemudian dikelola. Daerah ini juga memiliki banyak truk sampah," katanya.
Dulu Kota Palembang, Bandung dan Bogor dicap sebagai kota terkotor. Predikat itu membuat Palembang berubah dan kini menjadi kota terbersih di Asia Tenggara.
Di Palembang kini petugas kebersihannya dibagi tiga bagian tugas yaitu bagian pertama pukul 06:00-12:00 WIB, kedua pukul 12:00-18.00 WIB dan ketiga pukul 18:00-24.00 WIB. Siang malam petugas aktif mengelola sampah.
"Hanya pukul 24:00-06.00 WIB tanpa aktivitas, tetapi ada piket untuk mengantisipasi kalau ada hal-hal yang darurat dalam penanganan sampah. Gaji mereka yang bekerja enam jam tersebut sebesar Rp680 ribu per bulan. Mereka masih dapat mengerjakan pekerjaan lain." ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009