Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat (PP) Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) mengimbau agar "penistaan" terhadap cawapres, Boediono dengan menudingnya sebagai pendukung neoliberal dan perpanjangan tangan asing dihentikan.
Semakin hari tudingan tersebut semakin berkembang dan menjadi bola salju yang tidak terkendali, kata Sekretaris Umum PP Kagama, A Hamid Dipopramono dalam siaran persnya yang diterima ANTARA Jakarta, Selasa malam.
Dipopramono juga menyesalkan banyak pihak yang tidak mengerti ekonomi justru ikut-ikutan menuding Boediono secara tidak proporsional.
Banyak orang yang tidak mengenal dengan baik Boediono tapi ikut berkomentar dan menudingnya tanpa dasar, kata Dipopramono.
Bagi yang mengenal Boediono, kata dia, akan mengetahui bahwa mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu adalah seorang ekonom yang berdedikasi dan mengabdi pada kepentingan bangsa dan negara.
Hal itu dibuktikan Boediono, baik lewat kebijakan-kebijakannya yang pro rakyat ketika menjadi pejabat mau pun ajaran ekonomi Pancasilais ketika masih mengajar di Universitas Gajah Mada (UGM).
Bersama Prof Dr Mubyarto yang merupakan Guru Besar dan Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) UGM, Boediono menerbitkan buku "Ekonomi Pancasila" pada tahun 1981.
Dalam buku tersebut, Boediono menyebarkan ajaran ekonomi Pancasila yang jauh dari neoliberal dan orientasi kepentingan pihak asing.
Bersama Prof Mubyarto, Boediono memperkenalkan dan mempopulerkan sistem ekonomi Pancasila yang pas dan khas bagi Indonesia, katanya.
Karena itu, kata Dipopramono, PP Kagama mengimbau agar semua pihak untuk tidak menista Boediono dengan tudingan-tudingan yang tidak berdasar.
Kagama juga mengimbau agar pribadi Boediono tidak dijadikan objek politik secara tidak proporsional seperti dituding sebagai neoliberal dan titipan piahkasing.
Boediono adalah pekerja yang tekun, kredibel, "low profile" dan tidak banyak bicara serta cinta kepada rakyat kecil, katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009