Jakarta (ANTARA News) - Tim kampanye pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Megawati Soekarno Putri dan Prabowo Subianto meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) transparan mengenai pengunduran deklarasi damai.
"Sebenarnya ini tidak ada masalah bila KPU transparansi terhadap pengunduran jadual deklarasi damai tersebut," kata Sekretaris II Tim Kampanye Mega-Pro, Hasto Kristyanto, usai mendatangi KPU untuk mempertanyakan masalah pengunduran deklarasi damai, di Jakarta, Selasa.
Namun, bila pengunduran jadual deklarasi damai itu KPU mencari berbagai macam alasan, maka ada indikasi bahwa KPU diatur oleh pihak-pihak tertentu. "Ini menjadi `preseden` buruk dan bahaya untuk mencapai Pemilu yang jurdil," ujarnya.
Hasto menilai pengunduran jadual deklarasi damai yang seharusnya jatuh pada Selasa (2/6) ini menjadi 10 Juni nanti disebabkan salah satu pasangan, yakni `incumbent` sedang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
"Bila memang pengunduran deklarasi damai tersebut menunggu "incumbent" pulang dari luar negeri, maka kami bisa memahaminya. Namun, kenyataannya KPU mencari berbagai alasan," ucapnya seraya mengaku pihaknya tidak berhasil menemui anggota KPU untuk mempertanyakan masalah itu.
Hasto mempertanyakan kepada KPU tentang ketidakpastian jadual deklarasi damai, yang seharusnya dimulai pada Selasa ini.
"Kalau deklarasinya dimulai pada 10 Juni nanti, mengapa tidak sekalian saja masa kampanyenya juga diundur," tuturnya.
Sebelumnya, Gayus Lumbuun sebagai anggota tim advokasi pasangan Mega-Pro, mengatakan, KPU harus menjelaskan alasan sebenarnya sehingga kampanye damai yang seharusnya dilaksanakan pada 2 Juni diundur menjadi 10 Juni.
"Harus ada alasan yang tepat, yang netral. Ini suatu bentuk pertanyaan yang serius tentang independensi KPU," katanya.
Gayus menuturkan, pihaknya menduga pengunduran jadwal kampanye damai ini karena KPU mempertimbangkan agenda salah satu pasangan bakal capres-cawapres. Untuk itu, ia khusus mendatangi KPU guna mendapat penjelasan.
Menurut dia, perubahan jadwal kampanye damai ini telah mengganggu jadwal kampanye pilpres yang telah disusun oleh tim pasangan Mega-Prabowo.
"Jelas agenda kami jadi berubah. Padahal agenda kami padat, kalau ada satu yang berubah, maka akan mengubah semua jadwal kami," katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009