Kabul (ANTARA News/AFP) - Dua serangan bom Senin menewaskan empat prajurit AS dalam pasukan NATO yang membantu memerangi Taliban di Afghanitan timur, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO.
Pasukan dari 40 negara itu tidak menyebutkan kewarganegaraan prajurit-prajurit itu dalam sebuah pernyataan, namun seorang pejabat ISAF yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa mereka prajurit Amerika yang tewas di provinsi Wardak dekat Kabul.
"Empat prajurit Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas akibat dua serangan bom improvisasi di Afghanistan timur hari ini," kata ISAF dalam sebuah pernyataan.
Sekitar 3.000 prajurit Amerika memasuki provinsi-provinsi Wardak dan Logar, dua daerah strategis yang berdekatan dengan Kabul, pada awal tahun ini untuk memerangi gerilyawan yang mengobarkan kekerasan.
Sebagian besar dari prajurit di Afghanistan timur berasal dari AS, yang memiliki pasukan dalam jumlah yang lebih besar daripada negara lain di Afghanistan yang dilanda perang, dan memimpin invasi menggulingkan rejim Taliban.
Kelompok muslim militan itu menyatukan kekuatan lagi setelah dihalau dari Kabul dan mengobarkan pemberontakan yang paling mematikan pada tahun lalu.
Dengan kematian keempat prajurit AS itu Senin, jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini menjadi 121, sebagian besar akibat serangan-serangan.
Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.
Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Taliban telah memperingatkan bahwa mereka akan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan Afghanistan dan pasukan internasional yang mendukung mereka.
Bom-bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.
Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.
Pemerintah baru AS berencana mengirim 21.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009