Jakarta (ANTARA News) - "Seorang Kuli Tua di Setasiun Yokohama," itulah judul puisi sastrawan kondang Taufiq Ismail, yang dibacakannya sendiri untuk memeriahkan peluncuran portal internet www.antaranews.com di Wisma ANTARA, Jakarta, Senin malam.
Berikut puisinya:
Seorang kuli tua di setasiun Yokohama
Ketika ekspres tengah hari masuk dari ibukota
Berdiri agak terbungkuk di depan peron/Handuk kecil di lehernya
Beratus penumpang turun sepanjang ruangan
Menari dalam kilau jendela kereta
Ia pun menjamah koporku setelah menatapku
Agak lama
Hari itu musim panas di bulan Agustus
Udara sangat lembab dan angin tak bertiup
Menyeka dahi ditolaknya lembaran uang
"Aku dulu di Semarang"
Dengan hormat diucapkannya selamat jalan
Ia pun kembali ke setasiun berbata-bata
Berkaus dan bersepatu putih
Tiba-tiba wajahnya sangat tua.
Di kapal, kenapa kuingat kakak sepupuku
Opsir Peta di Jatingaleh berlucut senjata
Terbunuh dalam pertempuran lima hari
Dua belas tahun yang lalu
Hari itu musim panas di bulan Agustus
Ketika ekspres tengah hari masuk dari ibukota
Seorang kuli di setasiun Yokohama
Tiba-tiba wajahnya sangat tua.
Puisi tersebut ditulis Taufiq Ismail pada 1963 untuk mengenang pertemuannya secara tidak sengaja dengan seorang kuli panggul di Yokohama, yang ternyata adalah seorang tentara Jepang yang ditempatkan di Semarang dalam perang kemerdekaan Indonesia 1945.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009