Baghdad (ANTARA News/AFP) - Komite Palang Merah Internasional telah membantu dengan sukarela pemulangan 260 anggota oposisi bersenjata penting Iran, Mujahidin Rakyat, selama lima tahun, ICRC mengatakan, Senin.
Jurubicara ICRC Dibeh Fakhr mengatakan pada wartawan, ke-260 orang itu dipulangkan antara serangan pimpinan-AS di Irak pada 2003 hingga April 2008, setelah minta untuk dipulangkan ke Iran. Dua anggota lagi Mujahidin Rakyat sejak itu juga telah pulang.
"Komite telah membantu 260 anggota Mujahidin Khalq (Mujahidin Rakyat) untuk kembali ke Iran, dan kami benar-benar berusaha untuk membawa mereka kembali ke negara mereka," ia mengatakan.
Mujahidin Rakyat, yang berusaha untuk menjatuhkan rezim Islam Iran, telah dicap sebagai organisasi teroris oleh AS, sementara Uni Eropa baru menggesernya dari daftar hitamnya awal tahun ini.
Kelompok itu didirikan pada 1965 sebagai oposisi terhadap shah, tapi didampingi oleh rezim ulama saingannya yang memperoleh kekuasaan melalui revolusi Islam 1979.
Markas terbesar kelompok itu di pengasingan adalah di Ashraf, di utara Baghdad. Markas itu didirikan pada tahun 1960-an ketika Saddam Hussein berkuasa dan dalam keadaan perang dengan Iran, sebagai markas untuk beroperasi melawan pemerintah Iran.
Markas itu menampung 3.500 pendukung Mujahidin dan keluarga mereka.
"Peran kami murni kemanusiaan, dan kami telah mengunjungi mereka untuk memeriksa keadaan mereka di kamp itu (Ashraf)," kata jurubicara ICRC tersebut. "Dalam kunjungan itu, beberapa dari mereka menyampaikan keinginan mereka untuk kembali ke Iran."
Sejak April 2008, ICRC telah membantu dua lagi anggota Mujahidin kembali ke Iran sekitar sepekan lalu, kata Patrick Yusef, yang memimpin ICRC di provinsi-provinsi tengah Irak.
Pada Maret, Penasehat Keamanan Nasional Irak Muwafaq al Rubaie mengatakan, anggota-anggota Mujahidin yang bermarkas di kamp Ashraf akan pergi, melukiskan mereka sebagai "teroris asing".
Namun Mujahidin mengatakan pemindahan secara paksa akan tidak sah dan bahwa para pendukungnya di kamp itu tidak akan pergi.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009