Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 32 provinsi pada April 2009 NTP secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen dibanding Maret 2009 yakni dari 98,78 menjadi 99,26.
Hal itu menurutnya disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian dan penurunan biaya pengeluaran yang disebabkan turunnya indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga walaupun terjadi kenaikan pengeluaran keperluan produksi pertanian.
Ia menyebutkan, bila NTP April 2009 dibandingkan Maret, empat dari lima subsektor NTP mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan 0,49 persen, perkebunan rakyat 1,71 persen, peternakan 0,09 persen, dan perikanan 0,56 persen.
"Kenaikan NTP dipicu oleh kenaikan subsektor tanaman perkebunan rakyat," katanya.
Menurutnya dari 32 provinsi yang dilaporkan April 2009, sebanyak 18 provinsi yang mengalami kenaikan indeks dan 14 provinsi mengalami penurunan indeks.
"Kenaikan tertinggi NTP tertinggi di Provinsi Jambi sebesar 2,26 persen, terutama disebabkan harga produsen karet yang naik 7,89 persen," ujarnya.
Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau (2,92 persen) terutama disebabkan harga produsen ikan tongkol yang turun 20,0 persen.
Sementara, Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 94,36 persen, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 104,15 dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105,50. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009