Jakarta (ANTARA News) - Ketua LSM Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS) Yeni Rosa Damayanti mengatakan, banyak pasien penderita gangguan jiwa yang telantar meski dirawat di berbagai panti di wilayah DKI Jakarta.
Menurut Yeni dalam pertemuannya dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Senin, gejala banyaknya pasien penderita jiwa yang telantar dapat terindikasi dari sejumlah pasien yang meninggal dunia saat dirawat di panti.
Yeni juga menuturkan, penyebab utama meninggalnya pasien karena masih minimnya anggaran yang dialokasikan untuk makanan penghuni panti sehingga pasien kerap mengidap malnutrisi.
Ia mengatakan, rata-rata setiap pasien hanya mendapat jatah makanan sebesar Rp15 ribu per hari.
Selain penyakit yang menyerang bagian pencernaan, ujarnya, terdapat pula pasien yang menderita penyakit baik di saluran pernafasan maupun di bagian kulit.
Yeni juga menyesalkan masih minimnya jumlah persediaan obat-obatan yang terdapat di berbagai panti perawatan gangguan kejiwaan.
Berbagai panti yang merawat pasien pengidap gangguan kejiwaan di wilayah ibu kota antara lain di Panti Ceger, Cengkareng, Cipayung, Daan Mogot, dan Duren Sawit.
LSM PJS juga memaparkan data bahwa hanya sebanyak 3,5 persen dari sekitar 18 juta penderita gangguan jiwa di Tanah Air yang benar-benar mendapat perawatan dan pengobatan memadai.
Untuk itu, LSM tersebut mendesak agar pemerintah benar-benar memperhatikan dan meningkatkan alokasi anggaran bagi para penderita jiwa, tidak hanya bagi mereka yang dirawat di rumah sakit jiwa tetapi juga bagi mereka yang dirawat di luar rumah sakit. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Sistem pencalegan, teutama sistem kampanye, seharusnya ditinjau kembali supaya tidak bertambah banyaknya rakyat yang sakit jiwa..... Sistem Hubungan kerja pun mestinya diberikan kepastian bagi pekerja, sehingga pekerja yang sakit jiwa juga berkurang.....