Kampoeng Jazz yang digelar Minggu(31/5) malam juga menampilkan band jazz Chalk for Cheese, Oleo, Sekapur Sirih, Soulvibe, dan Barry Likumahuwa Project.
"Kampoeng Jazz memadukan unsur sosial, pendidikan, dan hiburan," kata Ketua Pelaksana, Deden Achmad Chaerudin.
Mahasiswa FH angkatan 2006 itu memaparkan sekitar 40 persen keuntungan bersih acara dengan tema "Live Like JAzz" itu akan disumbangkan untuk renovasi bangunan SD Caringin di Ciwidey.
"Itu adalah bagian sosialnya," ucap Deden.
Sedangkan unsur pendidikan ialah untuk memasyarakatkan jazz kepada khalayak. Menurutnya, selama ini jazz dikenal sebagai musik yang tersegmen.
Ketika disinggung mengenai pemilihan tema "Live Like Jazz", Deden berfilososfi bahwa hidup ini seperti jazz. "Hidup ini terus berimprovisasi, seperti jazz.
Salah satu pengunjung, Oluz Wangi (19), mengatakan acara tersebut sudah baik dari segi logistik, seperti menghasilkan suasana kampung. Menurut Oluz, untuk dunia jazz, kegiatan ini menjadi salah satu berita besar.
"Menurut saya, Jazz menarik karena menantang dari segi musikalitas dan merupakan komunikasi yang bebas dan berjalan dalam satu irama," katanya.
Sementara itu, musisi Barry Likumahuwa, seusai pentas, mengatakan perkembangan musik jazz selama lima tahun ke belakang maju pesat.
"Semakin banyak event seperti ini, semakin bagus untuk perkembangan musik jazz tanah air," ucap Barry.
Menurutnya, kegiatan seperti ini bagus untuk semakin memasyarakatkan jazz, dan men-jazz-kan masyarakat. Pentas ditutup dengan penampilan band Soulvibe. (*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009