Kabul, (ANTARA News) - Serangkaian operasi militer Afghanistan untuk membersihkan tempat-tempat tak aman dari gerilyawan menjelang pemilihan Agustus menghasilkan 248 gerilyawan tewas bersama dengan 17 tentara, kementerian pertahanan mengatakan, Minggu.
Operasi itu berlangsung di lima provinsi di Afghanistan timur dan selatan 10 hari lalu dan masih berlanjut, jurubicara Kementerian itu Jenderal Mohammad Zahir Azimi mengatakan kepada wartawan, demikian dikutip dari AFP.
"Dalam operasi itu, 248 musuh tewas dan puluhan orang yang lain terluka," kata Azimi.
"Dalam periode yang sama, 17 anggota tentara yang berani telah tewas dan 57 tentara luka-luka, dan empat yang lain hilang," ia mengatakan.
Operasi itu di provinsi Helmand, Uruzgan, Ghazni, Farah dan Paktika, semua daerah yang memiliki pengaruh Taliban yang besar.
"Kami berusaha untuk mengganakan kapasitas yang tersedia dari pasukan nasional dan pasukan NATO serta koalisi, dan tentara yang akan dikerahkan pada masa depan, untuk menciptakan atmosfir tempat rakyat kita dapat memilih dengan bebas," kata Azimi.
Pasukan multinasional pimpinan NATO telah menjamin ribuan tentara tambahan pada hari pemilihan 20 Agustus.
Pasukan itu telah memiliki hampir 60.000 tentara di Afghanistan untuk membantu pemerintah memerangi gerilya Taliban dan membangun kemampuannya sendiri.
Pemilihan itu, pemilihan presiden kedua yang pernah diadakan di Afghanistan, merupakan uji coba penting bagi upaya internasional untuk menempatkan demokrasi di tanah yang telah dilanda oleh perang, kudeta dan pembunuhan itu.
Taliban telah menyerukan pemboikotan terhadap pemilihan itu dan ada ketakutan bahwa gerilyawan akan meningkatkan serangan untuk mengganggu pemilihan atau menahan para pemilih di rumah.
Seorang calon untuk pemilihan dewan provinsi, yang akan diadakan pada waktu yang sama dengan pemilihan presiden, tewas pekan lalu dalam serangan bom.
Pemilihan itu akan menjadi tes berat bagi Presiden Hamid Karzai, yang pemerintahnya dikritik lemah dan dinodai korupsi.
Penantang utama Karzai, yang memerintah sejak 2001 dan pada 2004 menang dalam pemilihan presiden pertama dalan sejarah Afghanistan, akan termasuk menteri keuangan dan eksekutif Bank Dunia Ashraf Ghani dan bekas menteri keuangan yang juga tokoh perlawanan anti-Soviet Abdullah Abdullah.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009