Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Pakistan menyatakan, Minggu, ofensif sebulan untuk menumpas Taliban di Lembah Swat mungkin berakhir dalam waktu beberapa hari ini, sementara pertempuran sengit meluas ke sebuah daerah suku berdekatan.

Mingora, kota utama di kawasan lembah Pakistan baratlaut itu, telah dikuasai lagi oleh pemerintah, kata militer Sabtu malam, dan pejabat-pejabat keamanan mengatakan bahwa mereka kini memburu para pemimpin tinggi gerakan Taliban ke daerah-daerah pegunungan yang berdekatan.

Menteri Pertahanan Syed Athar Ali mengatakan pada pertemuan keamanan di Singapura, tiga daerah sasaran di wilayah baratlaut sudah hampir terbebas dari Taliban.

"Operasi-operasi di Swat, Buner dan daerah-daerah berdekatan hampir mencapai keberhasilan penuh," katanya.

"Pekerjaan hanya tinggal lima hingga sepuluh persen, dan diharapkan dalam dua atau tiga hari mendatang kantung-kantung perlawanan ini telah terbebas," katanya.

Namun, jurubicara militer Mayor Jendral Athar Abbas mengatakan kepada AFP, tidak mungkin bisa memperkirakan kapan ofensif itu akan berakhir.

"Operasi masih terus berlangsung di semua daerah dan pada tahapan ini kami tidak bisa memberikan kerangka waktu," katanya.

Pasukan masih terlibat dalam pertempuran di sejumlah daerah, namun jatuhnya Mingora merupakan kejadian sangat penting dalam onfesif itu, yang diluncurkan setelah Taliban masuk hingga jarak 100 kilometer dari Islamabad pada April.

Militer Pakistan juga melaporkan bahwa 25 militan dan tujuh prajurit tewas dalam bentrokan-bentrokan di Waziristan Selatan di dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Dengan tekanan AS, Pakistan melancarkan ofensif bulan lalu terhadap militan di wilayah baratlaut, yang kata Washington telah mengancam keberadaan negara muslim itu dan menimbulkan ancaman teror terbesar pada Barat.

Para pejabat PBB mengatakan, sekitar 2,4 juta orang mengungsi akibat pertempuran itu -- sebuah eksodus yang menurut kelompok-kelompok hak asasi merupakan perpindahan terbesar penduduk di Pakistan sejak negara itu terpisah dari India pada 1947.

Militer Pakistan menyatakan, 1.244 militan tewas dalam ofensif yang diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei, namun angka itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

Swat, daerah dengan pemandangan indah yang dulu tempat tujuan wisata namun kemudian menjadi markas Taliban, dilanda pertempuran dalam beberapa waktu terakhir ini.

Perjanjian yang kontroversial antara pemerintah dan ulama garis keras pro-Taliban untuk memberlakukan hukum Islam di sebuah kawasan di Pakistan baratlaut yang berpenduduk tiga juta orang seharusnya mengakhiri pemberontakan Taliban yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani mendesak rakyat Pakistan bersatu melawan kelompok ekstrim, yang menurutnya mengancam kedaulatan negara itu dan yang melanggar perjanjian perdamaian tersebut dengan melancarkan serangan-serangan.

Jumlah orang yang terpaksa pergi menyelamatkan diri dari pertempuran di Pakistan baratlaut sejak Agustus 2008 telah melampui dua juta, kata badan pengungsi PBB.

Jumlah itu mencakup 1,45 juta orang yang tercatat sebagai pengungsi selama ofensif militer Pakistan terhadap militan sejak 2 Mei, dan 553.916 orang lagi yang menyelamatkan diri dari pertempuran, kata badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan.

Kawasan suku Pakistan dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan Pakistan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009