Singapura (ANTARA News/AFP) - Sri Lanka hari Minggu meminta dukungan untuk melucuti jaringan penunjang internasional Macan Tamil setelah mengumumkan kemenangan atas kelompok pemberontak itu dalam konflik puluhan tahun.
Menteri Luar Negeri Rohitha Bogollagama mengatakan pada forum keamanan tingkat tinggi di Singapura bahwa organisasi global Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) tetap "utuh" pada umumnya.
"Banyak anggota jaringan itu memperkuat lobi-lobi politik di sejumlah ibukota negara tertentu dalam upaya menghidupkan lagi LTTE," katanya.
"Masyarakat internasional perlu mengambil segala langkah untuk membantu pemerintah Sri Lanka melacak jaringan global LTTE," kata menteri itu pada pertemuan tahunan pejabat pertahanan dan militer yang diadakan oleh Lembaga Pengkajian Strategis Internasional yang berpusat di London.
Militer Sri Lanka mengklaim mengalahkan sepenuhnya separatis Macan Tamil setelah menghabisi para pemimpin kelompok gerilya itu hampir dua pekan lalu, namun mereka dibayang-bayangi tuduhan bahwa ribuan warga sipil tewas pada pekan-pekan terakhir operasi itu.
Bogollagama membantah tuduhan senjata berat digunakan oleh militer di daerah-daerah sipil sebagai bagian dari "propaganda genosida terhadap rakyat Tamil".
Menurutnya, tuduhan itu merupakan upaya untuk mendiskreditkan pemerintah Sri Lanka.
Penanganan Sri Lanka atas LTTE "telah mengirim tanda kuat kepada masyarakat internasional bahwa teror bisa dikalahkan dan terorisme bisa dilenyapkan", kata menteri itu.
Kelompok Amnesti Internasional hari Sabtu menyerukan penyelidikan internasional atas jumlah warga sipil yang tewas dalam operasi itu setelah surat kabar Times London mengutip laporan terpercaya PBB bahwa lebih dari 20.000 warga sipil tewas dalam pemboman militer Sri Lanka.
Pemerintah Sri Lanka hari Senin (18/5) mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran.
Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik enik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.
Macan Tamil juga telah mengakui bahwa Velupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah Sri Lanka.
Juga dinyatakan tewas dalam operasi final militer adalah dua deputi Prabhakaran -- pemimpin Macan Laut Kolonel Soosai dan kepala intelijen LTTE Pottu Amman.
Tokoh penting lain Macan Tamil yang juga tewas adalah putra Prabhakaran dan calon penggantinya, Charles Anthony (24), pemimpin sayap politik B. Nadesan dan pemimpin Sekretariat Perdamaian LTTE yang sudah tidak berfungsi lagi, S. Pulideevan.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah beberapa kali mendesak pemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total.
Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, juga menolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa Macan Tamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar dari daerah-daerah yang masih mereka kuasai.
Gerilyawan Tamil dikepung selama berbulan-bulan di sebuah daerah hutan kecil oleh pasukan yang tampaknya hampir mengakhiri perang separatis mereka.
Macan Tamil mengakui telah kehilangan sejumlah wilayah dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah dan menuduh Kolombo membunuhi warga sipil.
Militer membantah hal itu dan mengatakan, warga sipil yang melarikan diri ditembaki oleh pemberontak yang ingin menahan penduduk desa sebagai tameng manusia.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.
Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.
Lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik separatis panjang di Sri Lanka sejak 1972. Sebagian besar dana yang diperoleh LTTE bagi perang itu datang dari orang-orang Tamil di luar negeri.
Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.
Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009