Bandung (ANTARA News) - Keluarnya fatwa haram penggunaan situs jejaring sosial facebook membuat para artis ikut berkomentara menanggapi hal tersebut yang rata-rata menyatakan tidak setuju.
Pemeran utama Film Virgin 2, Joanna Alexandra, mengaku tidak setuju dengan fatwa haram pengunaan situs jejeraing facebook.
"Menurut aku, fatwa haram itu (facebook) ngak penting, soalnya banyak nilai positif dari penggunaan facebook, jadi menurut aku fatwa haram itu ngak relevan aja," kata Joanna Alaxandra, kepada ANTARA, di salah satu Pusat Perbelanjaan Terbesar di Bandung, Minggu.
Ia mengatakan, salah satu nilai positif dari penggunaan situs jejaringan sosial Facebook ialah dapat menambah teman dari negara.
Bahkan, lewat situs jejaringan tersebut, dirinya mengaku bisa bertemu kembali dengan teman lamannya, yang sudah berpisah sejak bangku SMP.
"Gara-gara facebook juga, akau bisa ketemu sama temen lamaku di SMP," kata Joanna yang sempat bermain di Film Catatan Akhir Sekolah karya Hanung Bramantyo.
Dirinya menganggap tak selalu facebook digunakan untuk hal-hal yang merusak moral.
"Kalau buat aku pribadi sih banyak positifnya saja. Kita bisa tetep jalin tali silaturahmi, bisa ketemu dengan temanlama atau yang jarang ketemuan," katanya.
Sementara itu, bintang sinetron Ririn Dwi Aryanti, enggan berkomentar mengenai fatwa haram Facebook.
"Aku ngak mau ikutan komentar masalah itu (Fatwa Haram Facebook)," kata Ririn Dwi Aryanti, yang ditemui usai launching salah satu merk telepon selular di Bandung.
Alasan dirinya enggan berkomentar masalah tersebut karena ia merasa kurang berkompeten menanggapai fatwa haram Facebook.
Namun setelah ditanyai kembali, dirinya mengaku kaget mendengar fatwa haram tersebut.
"Kaget aja denger facebook diharamin, padahal masih banyak nilai positifnya kok," kata Ririn singkat.
Beberapa waktu lalu, Juru bicara Pondok Pesantren Lirboyo Nabil Haroen melakukan pemmbahasan facebook dalam sebuah forum.
Pihaknya menilai, interaksi dunia maya facebook dinilai menjadi salah satu pemicu hubungan negatif dengan lawan jenis.
Hal itu dikarenakan semua materi percakapan yang dilakukan via facebokk nyaris tak terkontrol dan berlangsung bebas.
"Beberapa anak muda menggunakannya untuk mojok dan berbicara maksiat," kata Nabil.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Bangsa kita blm bisa bikin, tp jgn jd bisanya cm protes trus boikot aja.
liat manfaatnya, jgn liat sisi negatifnya.
trus kalo facebook haram, apakabar ama friendster, twitter, plurk, myspace dan sebagainya???
Haramin juga???
bener donk ntar teknologi komunikasi kita hanya sebatas kaleng susu pake benang!!!
hidup manusia purba !!!
Yang ngeharamin yang ga bisa pake facebook kali.
Suruh aja yang ngeharamin hidup di tengah hutan belantara bukan di negara Indonesia
Indonesia BUKAN NEGARA AGAMA bung!!!!!!!