"Kehadiran Dubes AS memang kami undang, dan ternyata berkenan hadir dalam wisuda ke-10 lulusan Madrasah Aliyah di pondok pesantren kami," kata pendiri sekaligus pimpinan UQI KH Helmy Abdul Mubin,Lc kepada ANTARA di sela-sela wisuda itu.
Bagi Ponpes UQI, katanya, kehadiran Dubes AS atas undangan untuk menghadiri wisuda itu mempunyai maksud agar wakil pemerintah AS di Indonesia itu dapat melihat langsung kehidupan nyata ponpes, sehingga pemahaman atas Islam dan kehidupan ponpes bisa langsung dari pihak pertama.
Mengenai pembicaraan yang dilakukan, Helmy Abdul Mubin mengaku bahwa kepada tamunya dijelaskan bahwa hubungan Ponpes UQI dengan berbagai kalangan di lingkup internasional juga sudah terjalin, di antaranya dengan Inggris, Australia dan Malaysia, karena beberapa guru di ponpes itu mendapat undangan untuk studi banding pendidikan.
"Nah, dengan kehadiran Dubes AS untuk Indonesia, kita melakukan penjajakan mengenai kemungkinan ada kerja sama, seperti yang sudah terjalin dengan beberapa negara lain," kata ulama alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur itu.
Ia mengakui kerja sama yang dijalin Ponpes UQI dengan berbagai kalangan internasional, tujuannya tidak lain agar komunitas ponpes juga dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, karena persepsi atas ponpes selama ini tidak sedikit masih dimaknai dengan kondisi ketertinggalan.
Oleh karena itulah, kata kiai yang menyelesaikan studi strata 1 (S1) di Universitas Madinah, Arab Saudi itu, selain mendapatkan kesempatan studi banding mengenai sistem pendidikan di beberapa negara, maka beberapa alumni Ponpes UQI juga dikirim untuk melanjutkan studi di berbagai universitas di mancanegara.
Ia menyebut bahwa saat ini ada delapan alumni UQI yang melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar, Mesir, serta di Libya, Yaman, Kesultanan Oman dan Arab Saudi ada masing-masing dua alumni yang melanjutkan studi di sana.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009