Garut (ANTARA News) - Dengan rata-rata produksi per tahun 4.500 ton dan meski tanpa bahan pengawet, dodol Garut bisa tahan sampai tiga bulan, kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Garut H.R Ruhiat, Minggu.

Industri rumah tangga ini berkembang sejak 1926 hasil rintisan pengusaha Karsinah yang walau tetap dibuat sangat sederhana namun terus berkembang karena cita rasanya yang khas dengan harga terjangkau semua kalangan.

Keunggulan lain adalah tidak menggunakan bahan pengawet maupun tambahan bahan makanan sintetis dan daya tahannya yang lama, ungkap Ruhiat.

Kini, dodol Garut dibuat dengan menambahkan bahan baku lain seperti labu, kentang, kacang, pepaya, nanas dan sirsak.

Usaha dodol Garut kini setidaknya dikelola oleh 99 unit usaha yang menyerap 2.439 lebih tenaga kerja, dengan nilai investasi Rp 992 juta dan nilai produksi sekitar Rp 41 miliar, katanya.

Produk ini juga sudah menembus ekspor, seperti Brunei, Malaysia, Jepang, Arab Saudi, Singapura dan Inggris. Bahkan, bisa dijadikan bekal untuk para astronot ke angkasa luar, kata Ruhiat berseloroh. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009