Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mendukung masjid menjadi sentra ekonomi umat saat wabah COVID-19 dan seterusnya dengan menghubungkan petani dan konsumen melalui plarform digital.
"Petani punya kendala pemasaran. Masjid sebagai media penghubung bisa menjadi solusi, sehingga kita bisa membeli barang-barang produksi petani dan nelayan, dan umat bisa mendapat harga yang baik," kata Buya Anwar dalam pengajian daring MUI yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Baca juga: Shalat Idul Fitri ditiadakan jika COVID-19 tak terkendali, sebut MUI
Dukungan Anwar itu muncul seiring ide dari mantan Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanto yang mendorong masjid dapat menjadi pusat ketahanan ekonomi umat dengan menjadi penghubung petani dengan konsumen, salah satunya dengan optimalisasi pasar elektronik.
Herry mengusulkan adanya sistem solidaritas produktif dari masjid yang menyambungkan produksi dan konsumsi melalui "e-commerce". Jika terhubung, akan menjadi kekuatan ekonomi umat yang luar biasa.
Masjid, menurut dia, dapat menjadi mediator produksi dan konsumsi yang memanfaatkan modal sosial umat melalui jejaringnya. Hal itu semakin mudah dengan memanfaatkan keunggulan teknologi informasi yang dapat menembus ruang dan waktu di masa kini.
Baca juga: Lakukan doa dan usaha beriringan untuk lewati wabah COVID-19, kata MUI
Baca juga: MUI soroti dampak corona pada sisi ekonomi
"Agar kita, dipikirkan juga petani kita. Yang krusial itu mempertemukan petani yang sebagian besar umat Islam dengan konsumen," kata Herry.
Sekjen MUI Anwar mengatakan pandemi COVID-19 membuat pertumbuhan ekonomi lesu sehingga dunia usaha harus terus didukung agar tetap bergerak sementara konsumen tetap mendapat suplai bahan pokok.
Untuk itu, dosen ekonomi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan saat ini memang belum bermunculan sistematika interkoneksi petani dan konsumen melalui masjid.
Oleh karena itu, dia mengajak partisipasi siapa saja yang berkemampuan dan memiliki keinginan kuat menggerakkan masjid sebagai pusat ketahanan ekonomi umat dan masyarakat melalui platform digital.
"Sistem ini yang belum ada. Ini yang harus kita pikirkan secara bersama dan pikirkan potensi bersama. Tinggal dirajut dalam satu rajutan sehingga menjadi terkoneksi," katanya.
Baca juga: MUI ajak umat percepat bayar zakat
Baca juga: MUI: Bergotong royong ringankan beban warga kala pandemi COVID-19
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020