Pasar kembali khawatir dengan dampak ekonomi dari penyebaran pandemi Virus CoronaJakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah dipicu negatifnya data ekonomi akibat wabah Virus Corona baru atau COVID-19.
Rupiah ditutup melemah 65 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.640 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.575 per dolar AS.
"Pasar kembali khawatir dengan dampak ekonomi dari penyebaran pandemi Virus Corona," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Kekhawatiran pasar muncul dari anjloknya data penjualan ritel di AS yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020. Kondisi tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah Negeri Paman Sam sejak 1992.
Selain itu indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York juga terjun bebas hingga minus 78,2 persen. Penurunan data ekonomi juga tercermin dari laporan bank sentral AS Federal Reserve (Fed) yang menyatakan tingkat pengangguran akan naik akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Presiden Jokowi: Tahun depan akan terjadi "boooming" pariwisata
Berbagai lembaga Internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, maupun Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), sudah memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh negatif 2,8 persen akibat wabah COVID-19.
IMF juga memperkirakan bahwa pertumbuhan di Asia akan terhenti pada nol persen pada tahun 2020. Itu akan menjadi kinerja pertumbuhan terburuk dalam hampir 60 tahun, termasuk selama krisis keuangan global (4,7 persen) dan krisis keuangan Asia (1,3 persen).
Namun Asia diperkirakan masih akan lebih baik daripada wilayah lain dalam hal kegiatan ekonomi.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp15.658 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.640 per dolar AS hingga Rp15.754 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp15.787 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.707 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah terkulai hari ini, diterpa sentimen negatif global
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020