London (ANTARA News) - Harga minyak melonjak Jumat hingga menjadi di atas 66 dolar AS per barel, mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan ketika mata uang AS anjlok hingga ke level terendah terhadap euro hingga saat ini selama tahun 2008, kata para pedagang.
AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Juli, naik menjadi 66,17 dolar AS per barel, yang sebelumnya dicapai pada 5 November 2008.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli naik menjadi 65,43 dolar AS per barel, juga dicapai pada bulan November 2008.
Di pasar valuta asing, euro melonjak menjadi 1,4106 dolar AS, level tertinggi yang dicapai hingga saat ini selama tahun 2008, setelah status mata uang AS sebagai mata uang yang aman (safe-haven) mulai memudar menyusul terlihatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi, kata para pedagang.
"Harga minyak terus meningkat mengimbangi pelemahan dolar," kata analis pada VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.
Pelemahan dolar AS membuat minyak yang diperdagangkan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang yang lebih kuat. Selanjutnya, hal itu cenderung mendorong kenaikan permintaan yang mendorong harga naik.
Harga minyak juga terdongkrak naik pada hari Jumat oleh keputusan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang mempertahankan tingkat produksi selama ini, serta oleh penurunan jumlah cadangan minyak AS dan harapan pemulihan ekonomi global, kata pedagang.
"Berita bahwa OPEC memutuskan mempertahankan kuota produksi tidak berubah ... dan penurunan tajam cadangan minyak mentah AS berarti bahwa posisi minyak menguat," tambah seorang analis pada perusahaan jasa konsultansi John Hall Associates.
Kartel minyak OPEC pada Kamis memutuskan bahwa kuota produksi tidak berubah, dimana munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi dan peningkatan harga minyak mentah mendorong anggota OPEC mempertahankan produksi saat ini.
OPEC, yang memproduksi 40 persen minyak mentah dunia, memutuskan mempertahankan kuota produksi sebesar 24,84 juta barel per hari dalam pertemuan di Wina.
Pada hari Kamis juga, Departemen Energi AS melaporkan bahwa cadangan minyak mentah AS anjlok sebesar 5,4 juta barel pada pekan lalu, mengindikasikan penguatan permintaan di negara konsumen energi terbesar di dunia itu. Angka itu lebih besar 500.000 barel dari perkiraan pasar.
Pada bulan ini, harga minyak telah naik lebih dari 28 persen karena berkembangnya optimisme terhadap pemulihan ekonomi dan adanya peningkatan permintaan energi di seluruh dunia, kata analis.
Harga pada hari Jumat juga terdotrong naik oleh adanya berita bahwa produksi industri Jepang meningkat tajam, yang mendorong harapan bahwa pemulihan ekonomi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu sedang berjalan.
Produksi pabrik pada bulan April naik 5,2 persen dibanding Maret, di mana terjadi penurunan produksi bulanan terbesar dalam lebih dari setengah abad, dan jauh di atas harapan pasar yang diperkirakan naik sekitar 3,3 persen, kata kementerian perdagangan.
Pada perdagangan Jumat, harga minyak mentah di New York bertengger pada 66,12, naik 1,04 dolar AS dari penutupan Kamis. Minyak mentah London Brent diperdagangkan pada 65,35 dolar AS per barel, naik 96 sen.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009