Jakarta, 29/5 (ANTARA) - Kelompok Negara-negara yang tergabung dalam F-11 (Forest Eleven) akan melaksanakan pertemuan Technical Expert di Denpasar, Bali pada tanggal 26 - 27 Mei 2009. Pertemuan F-11 direncanakan akan dihadiri oleh +/- 25 peserta dari 11 negara pemilik hutan tropis yaitu : Brazil, Costa Rica, Gabon, Kongo, Kamerun, Kolombia, Malaysia, Papua New Guinea, Peru, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia. (Kesebelas Negara merupakan pemilik separuh Hutan Tropis Dunia). Penyelenggara utama pertemuan F-11 adalah Departemen Luar Negeri dan akan dibuka oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan.
Pertemuan akan membahas mengenai organizational matters F-11 yang meliputi bentuk sekretariat, rotasi kepemimpinan, dan pertemuan lanjutan F-11. Selain itu akan dibahas pula program of work F-11 jangka pendek, menengah dan panjang serta proyek konkret yang akan diluncurkan pada pertemuan tingkat menteri.
Sebelumnya PTRI New York telah mengadakan pertemuan tingkat expert F-11 untuk memfinalisasi draft cooperation framework F-11 dan rencana pertemuan lanjutan F-11 pada level teknis, Senior Official Meeting dan Ministerial Meeting.
Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan bentuk proyek konkrit yang menjadi prioritas Indonesia untuk dapat dibahas dalam pertemuan Technical Expert Group F-11 dan akan diluncurkan pada pertemuan tingkat Menteri F-11.
Kelompok sebelas Negara pemilik hutan tropis tersebut lebih dikenal sebagai kelompok Forest Eleven (F-11) dibentuk atas inisiatif Presiden RI ketika mengadakan pertemuan tingkat Kepala Negara pemilik hutan tropis utama pada tanggal 24 September 2007 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB dan High-Level Event on Climate Change di New York.
Pertemuan yang selanjutnya disebut SpecialLeaders Meeting of Tropical Rainforest Countries (TRC) dipimpin oleh Presiden RI dan diikuti oleh Presiden Gabon, PM Papua New Guinea, Wapres Colombia, Wakil PM Republic of Congo, serta menteri-menteri dari Brazil, Cameroon, Democratic Republic of Congo, Costa Rica, Malaysia dan Peru (kesebelas negara merupakan pemilik separuh dari hutan tropis dunia). Hal penting yang merupakan hasil pertemuan SpecialLeaders Meeting of Tropical Rainforest Countries (TRC) waktu itu antara lain penanganan isu REDD dalam konteks UNFCCC, mekanisme insentif market dan non market, mengingat pasar global saat ini tidak memberikan insentif positif baginegara-negara pemilik hutan tropis.
Sebagai tindak lanjut pertemuan Tropical Rainforest Leader's Meeting/F-11 dari inisiatif Presiden RI di New York tersebut, Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Kehutanan RI di sela-sela High Level Segment Konferensi Perubahan Iklim PBB di Nusa Dua telah menyelenggarakan Pertemuan Ketua Delegasi pada tingkat menteri / senior representative antara negara-negara pemilik hutan hujan tropis (pada tanggal 12 Desember 2007) serta dengan negara-negara maju mitra kerjasama kehutanan (pada tanggal 13 Desember 2007).
Tujuan dari kedua pertemuan tingkat menteri dimaksud adalah menindaklanjuti Joint Statement F-11, yaitu mendiskusikan peluang untuk mengatasi tantangan deforestasi dengan cara mencari kemungkinan dibentuknya suatu kemitraan dan kerjasama yang efektif di berbagai lapisan dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan (sustainable forest management atau SFM) serta melakukan tukar pendapat perihal tantangan yang dihadapi masing-masing negara dalam upaya mengimplementasi SFM.
Pertemuan terakhir Expert Group Meeting F-11 berlangsung di New York pada tanggal 1 - 2 Mei 2008. Pertemuan expert working group negera pemilik hutan tropis dihadiri oleh seluruh delegasi F-11 kecuali Demokratik Republik Kongo. Wakil Dephut adalah Kepala Badan Litbang Kehutanan yang menggarisbawahi pentingnya pembentukan blueprint kerjasama di antara negara pemilik hutan tropis yang bukan hanya terkait dengan perubahan iklim tetapi mencakup seluruh aspek kerjasama kehutanan global.
Pembahasan Blueprint F-11 dilaksanakan tanggal 16 Juli 2008 dipimpin oleh Sekretaris Jenderal dalam rangka membahas respon terhadap counter draft Brazil dan rencana penyelenggaraan SOM/KTM F-11.
Hasil kunjungan kerja (special envoy) ke Brazil tanggal 2- 4 Maret 2009, pada prinsipnya Brazil memberikan dukungan dan menyampaikan apresiasi atas inisiatif Indonesia untuk melakukan kerjasama dan membangun saling pengertian terhadap isu kehutanan dan selanjutnya F-11 akan menentukan keterlibatan negara mitra maupun organisasi internasional sesuai kebutuhan dalam kegiatan yang telah disepakati oleh F-11.
Brazil menyambut baik rencana Pemri untuk mengadakan pertemuan teknis tingkat expert, pertemuan tingkat pejabat tinggi dan pertemuan tingkat Menteri yang diadakan di Indonesia pada pertengahan tahun 2009.
Brazil melihat keberadaan F-11 sebagai forum dapat membantu dalam mempersiapkan posisi dan strategi mengenai isu Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD) mengingat di bidang ini hutan merupakan bagian kecil dari masalah perubahan iklim namun menawarkan solusi yang besar dalam menanggulangi upaya pengurangan pemanasan bumi.
Kegiatan lain yang ditawarkan oleh Brazil dalam kerangka bilateral dan F-11 antara lain Lesson learned dari pembentukan Amazon Fund dan sistem yang dikembangkan oleh Brazil dalam menerapkan Chain of Custody (COC/lacak balak). Selain itu ditawarkan pula kerjasama dalam bidang remote sensing dan geo-monitoring.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan
Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009