Surabaya (ANTARA News) - Empat Menteri Kabinet Indonesia Bersatu meninjau kesiapan operasional jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang rencananya diresmikan pada tanggal 10 Juni mendatang, mereka sepakat lima hari sebelum (H-5) peresmian pembangunan tol itu sudah selesai.

"Kami optimistis, H-5 pra-peresmian pembangunan sudah beres 100 persen," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, yang datang bersama Menko Perekonomian-Keuangan Sri Mulyani, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan (Kepala Bappenas) Paskah Suzetta, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Mohammad Nuh, saat meninjau kesiapan operasional Suramadu, di Surabaya, Jumat.

Dalam peninjauan itu, ia mengakui, saat ini pembangunan jembatan Suramadu yang beroperasi sistem tol belum sepenuhnya selesai, karena masih ada beberapa pagar yang harus dipasang dan pengaspalan jalan di ruas jalan untuk motor yang belum selesai.

"Untuk pengaspalan di ruas jalan untuk motor memang belum selesai, karena di bawahnya masih harus dipasang kabel listrik," katanya menjelaskan.

Di sisi lain, jelas dia, untuk operator yang menangani tol Suramadu memang belum diputuskan. Kini, sudah ada operator sementara yang menawarkan diri ingin mengelola selama 18 bulan, tapi belum bisa ditentukan siapa yang akan mengelolanya.

"Bisa jadi, operator sementara itu PT Jasa Marga atau pihak lain. Yang pasti, bukan investor asing, karena kami tidak mengizinkan mereka mengelola tol Suramadu," katanya menegaskan.

Setelah operator sementara terbentuk, lanjut dia, pihaknya akan menentukan siapa yang menjadi operator permanen.

"Namun, hingga kini pihaknya belum menentukan siapa yang akan menjadi operator permanen tol ini," katanya.

Senada dengan Djoko, Sri Mulyani, meyakini, pembangunan jembatan yang melintasi Selat Madura itu dapat terselesaikan tepat waktu.

"Saya yakin, segera selesai sebelum jadwal operasional 10 Juni mendatang," katanya sambil menapakan kakinya tanpa alas apapun ke aspal jembatan Suramadu.

Sebelumnya, diagendakan ada delapan menteri yang akan meninjau kesiapan operasional jembatan yang dibangun dengan dana Rp4,5 triliun.

Selain empat menteri di atas, rencananya Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga akan hadir. Namun, kesibukan mereka dengan beberapa agenda kenegaraan lain menjadi penyebab batalnya kehadiran keempatnya.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009