Paris (ANTARA News/Reuters) - Jelena Dokic meninggalkan lapangan dengan banjir airmata, Kamis, setelah mundur karena cedera punggung saat memimpin satu set pada pertandingan putaran kedua Prancis Terbuka melawan petenis Rusia unggulan keempat Elena Dementieva.

"Ini mengejutkan dan mengecewakan," kata petenis Australia mantan peringkat empat dunia saat berbicara dalam konferensi pers setelah mundur pada kedudukan 6-2 3-4.

"Saya merasa seperti saya memegang pertandingan tersebut dan saya bekerja dengan baik dan kalaupun saya tidak menang, saya bermain sangat baik ... saya merasa seperti mungkin memainkan tenis terbaik saya tahun ini."

Dokic, tampil pada Prancis Terbuka pertamanya sejak 2004, tampak seperti akan menarik sesuatu pada punggung bawahnya saat kedudukan 2-2 set kedua dan keluar lapangan untuk mendapat perawatan dari pelatih turnamen.

Ia kembali untuk mematahkan servis Dementieva kendati menangis di antara poin demi poin.

"Saya sungguh menurun dan tidak bisa bangkit lagi. Saya belum tahu apa ini. Ini sangat nyeri, dan saya hanya berharap ini tidak terlalu serius," kata Dokic, yang menangis tak terkendali pada handuknya setelah mundur sementara Dementieva datang untuk menenangkannya.

Dokic, yang terkilir pergelangan kakinya pada pertandingan 16 besar di Australia Terbuka, mengatakan ia tidak punya banyak keberuntungan pada grand slam saat menjejak kembali ke dunia tenis setelah beberapa tahun menghadapi masalah.

"Jelas ini bukan saatnya aku di grand slam," kata Dokic.

"saya sudah bukan 15 tahun, maka waktunya sekarang mungkin untuk lebih berhati-hati dan sungguh, sungguh berharap ini tidak serius."

"Saya mungkin bermain ganda besok. Saya tidak yakin itu akan terjadi,"katanya.

Dementieva penuh simpati terhadap lawannya itu .

"Tidak menyenangkan menang dengan cara seperti ini dan pasti berat bagi dia. Ia sangat solid ini kekurangberuntungan bagi dia," kata petenis Rusia, yang selanjutnya menghadapi rekan senegara Dokic Samantha Stosur, kepada wartawan.

"Saya tidak patut memenangi pertandingan ini." (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009