London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah menguat mendekati 65 dolar AS per barel pada Kamis waktu setempat, posisi tertinggi baru dalam enam bulan, setelah Amerika Serikat melaporkan persediaan minyak mentahnya turun lebih tajam dari yang diperkirakan, kata para pedagang.

Harga minyak juga "rally" karena mata uang AS jatuh terhadap euro -- membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebuh murah untuk para pemegang mata uang lainnya -- dan setelah kartel OPEC mengatakan mempertahankan tingkat produksinya pada level sekarang.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, melompat tinggi hingga mencapai 64,99 dolar AS per barel, sebuah level yang terakhir terlihat pada 10 November.

Terakhir berada pada 64,41 dolar AS, naik 96 sen dari penutupan Rabu.

Minyak mentah "Brent North Sea" di London, untuk penyerahan Juli naik 1,20 dolar AS pada 63,70 dolar AS, setelah dalam perdagangan harian mencapai posisi puncak 64,22 dolar AS, yang merupakan level tertinggi sejak 5 November.

"Statistik mingguan minyak AS tampak menjadi mendukung harga pekan ini, karena penurunan tajam dalam stok minyak mentah," kata analis Calyon, Christophe Barret.

Departemen Energi AS (DoE) melaporkan stok minyak mentah Amerika jatuh 5,4 juta barel pekan lalu, sementara para analis telah memperkirakan turun hanya 500.000 barel.

DoE menambahkan bahwa stok bensin turun 600.000 basrel, jauh lebih rendah daripada 1,7 juta yang diproyeksikan para analis. Persediaan bensin dipantau seksama di tengah mulainya periode libur musim panas di sejumlah tempat luas.

Awal Kamis, grup eksportir minyak mentah OPEC memutuskan untuk mempertahankan level produksi saat ini sesuai dengan perkiraan.

Para menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan target produksinya tetap pada 24,84 juta barel per hari, menyusul pertemuan di Wina. OPEC memompakan sekitar 40 persen dari minyak mentah dunia.

Harga minyak telah melonjak pada Rabu, didukung kenaikan di pasar saham dan komentar OPEC bahwa menguatnya ekspektasi pemulihan ekonomi serta tingginya permintaan," kata para pedagang.

OPEC yakin pasar masih kelebihan pasokan, ditunjukkan oleh tingginya tingkat stok di seluruh dunia, namun mereka terlihat puas dengan harga setelah mengalami kenaikan panjang (rally) dalam dua pekan lalu yang telah membawa minyak mentah di atas 60 dolar AS

OPEC yang memompakan sekitar 40 persen dari minyak global, telah menurunkan target produksinya tiga kali akhir tahun lalu, untuk menstabilkan harga yang jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barel pada Juli 2008 menjadi 32,40 dolar AS pada Desember.

Harga minyak masih di bawah 75 dolar AS per barel yang anggota OPEC inginkan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009