Tapi kami tetap memastikan, para pekerja bekerja sesuai dengan protokol kesehatan yang ada
Surabaya (ANTARA) - Perbaikan kawasan kompleks Balai Pemuda di Jalan Gubernur Suryo, Provinsi Jawa Timur tetap berjalan di tengah upaya pemerintah kota setempat berjuang memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang berstatus pandemi global.
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya Iman Krestian, di Surabaya, Kamis mengatakan pembangunan tempat satu tingkat di bawah lantai dasar.(basement) tetap dilakukan karena kontrak dengan pemborong yang sudah disepakati sebelum adanya pandemi COVID-19.
"Tapi kami tetap memastikan, para pekerja bekerja sesuai dengan protokol kesehatan yang ada," katanya.
Menurut dia, saat ini sedang dilakukan pembongkaran atau pengupasan keramik di kompleks Balai Pemuda Surabaya. Nantinya, lanjut dia, kawasan tersebut akan dibuatkan taman agar tidak gersang dan terlihat lebih indah.
"Otomatis harus dikupas dulu keramiknya dan diberi lapisan 'water proofing'. Tujuannya agar ketika ada air masuk itu nanti tidak menggenang. Kemudian kita juga ngatur ulang kemiringan lantai dan diratakan," kata Iman.
Menurut dia, jika keramik tersebut tidak dibongkar, maka akan menambah beban konstruksi yang ada di kawasan tersebut. Sementara itu, lanjut dia, beban "basement" yang ada di kompleks Balai Pemuda ini sekitar 2 ton, karena peruntukkannya sebagai plasa dan bukan untuk jalan raya.
Oleh karena itu, kata dia, pengelupasan keramik ini harus tetap dilakukan agar tidak menambah beban mati.
"Ada posisinya harus yang kita tinggikan. Cuma kalau ditumpukin kan nambah beban konstruksi yang ada di sini, karena hitungannya beban mati. Makanya, kita harus scrubing lapisannya ini dulu agar tidak berat, tujuannya untuk mengurangi beban lantai. Selain itu, jika kita bangun taman, tanpa pembongkaran lantai, otomatis air juga akan menggenang," ujarnya.
Setelah dilakukan pengupasan keramik, kata Iman, tahap berikutnya adalah pemberian "water proofing" yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan keramik baru. Kemudian, tahap terakhir yakni penanaman tanaman yang secara konsep besarnya hampir sama dengan Taman Surya Surabaya.
"Macam-macam tanaman kurang lebih sama seperti yang ada di sana (Taman Surya). Kita juga kasih 'pasif cooling' jadi ada embun-embunnnya. Kurang lebih proses pembangunan ini dua bulan," katanya.
Selain itu, kata dia, pertimbangan lain dalam membongkar keramik yang sudah terpasang sekitar lebih dari dua tahun yakni, adanya penambahan genset baru. Jika sebelumnya ada beberapa genset yang terkumpul untuk mencakup beberapa gedung saja, kini dinas terkait mendatangkan genset baru dengan daya listrik 500 kva yang dapat mengcover seluruh kawasan termasuk Gedung DPRD Kota Surabaya jika terjadi pemadaman listrik.
"Nah, karena gensetnya ini sangat berat, maka ketika kita mengeluarkan genset yang lama akan merusak keramik itu. Termasuk saat memasukkan genset yang baru dengan beban lima ton. Mengingat aksesnya hanya bisa dari satu pintu utama," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, keputusan membongkar keramik dinilai menjadi satu-satunya alternatif yang tepat. Terutama untuk memasukkan genset yang nantinya akan dibuatkan rumah genset baru di kawasan tersebut.
"Semua itu dilakukan untuk memback up bangunan-bangunan di kawasan kompleks Balai Pemuda agar tetap bisa mendapatkan sumber listrik melalui genset saat PLN mati. Jadi sekalian untuk taman dan untuk memasukkan genset," demikian Iman Krestian.
Baca juga: Posko dan dapur umum COVID-19 dibuat di Balai Kota Surabaya
Baca juga: Dampak COVID-19, 4.242 pekerja RHU di Surabaya terkena PHK
Baca juga: Polisi temukan dua orang positif COVID-19 saat "rapid test" di warkop
Baca juga: 300 tupai dilepas di area Balai Kota Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020