Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 28 foto bencana lumpur Sidoarjo pada pameran berjudul "1000 Harapan Lumpur Sidorajo" di Pacific Place, Jakarta, Kamis, menyedot perhatian warga yang datang ke lokasi tersebut.
Warga nampak antusias menyaksikan sebanyak 82 foto bencana luapan lumpur Sidoarjo karya empat fotografer harian sore Surabaya Post, yang menampilkan foto sejak mulai munculnya lumpur tersebut pada 29 Mei 2006 hingga saat-saat terakhir ketika warga direlokasi ke tempat pemukiman baru di kawasan Kahuripan Nirwana Vilage (KNV), Sidoarjo pada 2008 lalu.
"Sebagian foto yang dipamerkan di Jakarta ada yang belum diketahui oleh publik," kata salah seorang fotografer Surabaya Post, Mamuk Ismuntoro.
Ia mengatakan, pameran yang berjudul "1000 Hari Harapan Lumpur Sidoarjo" dimaksudkan untuk mengenang 1000 hari atau tiga tahun bencana lumpur yang memaksa 38 ribu jiwa korban lumpur harus dievakuasi dari tempat tinggalnya, selain warga biasa melihat diberbagai media.
"Ini pameran untuk pertama kalinya di Jakarta, sedangkan di Surabaya sering dilaksanakan," katanya.
Salah seorang pengunjung, Arifin mengatakan, ia mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa puluhan ribu warga Sidorajo. Peristiwa itu seharusnya tidak terjadi kalau pihak perusahaan yang melakukan pengeboran atau kegiatan penambangan bekerja secara profesional.
"Ini jelas kelalaian pihak perusahaan, akhirnya warga yang menjadi korban," katanya.
Menurutnya, dengan adanya pameran itu ia merasa lebih dekat melihat kejadian di Sidorajo termasuk simpatik pada warga yang menjadi korban, meskipun sebelumnya ia mengaku sering melihat dari berbagai media karena peristiwa itu sudah berlangsung tiga tahun.
"Saya tidak tahu penanganan kasus tersebut hingga saat ini sampai mana," katanya.
Pameran foto lumpur Sidoarjo tersebut dibuka oleh Sekjen Depkominfo, Ashwin Sasongko dan akan digelar mulai 28 hingga 30 Mei 2009.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
dua kriteria diatas tidak terpenuhi..
indikasi kejahatan secara sistematis...
tidak ada yg peduli pada nasib kami termasuk capres / cawapres yg ada, mungkin ini juga mewakili sikap seluruh bangsa indonesia terhadap nasib kami....