Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok menegaskan, tidak pernah ada bahkan dalam sepanjang sejarah tidak ada pemimpin yang ideal untuk memimpin bangsa ini.
"Karena itu kita harus bisa menerima kenyataan bahwa yang kita dapatkan adalah presiden yang belum ideal," kata Achmad Mubarak di Jakarta, Kamis, menjawab pertanyaan seputar pemimpin yang ideal seperti apa untuk memimpin bangsa ini.
Dia mengemukakan hal itu dalam acara Talkshow dan Diskusi Interaktif dengan tema "Memilih Presiden Terbaik: Presiden-Mu, Presiden-Ku dan Presiden Kita" yang diselenggarakan atas kerjasama PWI Pusat, RRI dan Manajemen Hotel The Park Lane.
"Jadi kalau mencari presiden yang ideal tidak pernah akan ada bahkan dalam sepanjang sejarah. Karena itu harus bisa menerima kenyataan bahwa yang kita terima adalah presiden yang belum ideal," katanya.
Kalau sekarang presiden itu nilainya 70, maka menurut saya itu sudah baik karena kita masih diujung krisis dan ke depan masih. "Saya juga tidak berpikir siapapun presiden, tidak akan bisa mengatasi masalah secepatnya," katanya.
Hal yang dibutuhkan saat ini adalah kesabaran politik oleh segenap elemen masyarakat dan elemen politik bangsa ini. "Yang kita butuhkan sekarang ini adalah harus ada kesabaran dan yang namanya kesabaran itu ada lima unsur yakni tabah hati sabar dalam menghadapi cobaan dan dalam rangka mencapai tujuan," katanya.
Artinya semua harus ingat tujuan. Hanya orang yang ingat tujuan dia mampu bersabar, katanya.
Menurut dia banyak orang melakukan hal-hal yang justeru menghancurkan pencapaian tujuannya. Di dalam politik tidak boleh melakukan tindakan untuk menghancurkan tujuan jangka panjang.
Semua harus berkorban dan siap menerima kenyataan yang belum memuaskan semua pihak, karena yang namanya memuaskan seluruh rakyat itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi, tetapi sebagian besar rakyat bisa mungkin.
Karena itu hasil Pilpres nanti, siapapun yang menang sudah sampai yang namanya memuaskan dan karena itu siapa pun yang kalah harus bisa mengucapkan selamat kepada yang menang sebagai bagian dari pendidikan realistis kepada masyarakat.
Dialog itu menghadirkan tiga nara sumber yakni selain Mubarok hadir pula Ketua DPP Partai Golkar Baharuddin Napitupulu dan Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait.)(_
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009