Nanti yang sudah siap langsung didistribusikan ke desa-desa

Gunung Kidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membuat 200.000 masker yang rencananya dibagikan kepada masyarakat dalam rangka percepatan pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah itu.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan pengadaan masker masih dalam proses, yang rencananya baru akan diproduksi mulai minggu depan.

"Rencananya, penyaluran masker akan dilakukan secara bertahap sehingga tidak harus menunggu seluruh masker jadi. Nanti yang sudah siap langsung didistribusikan ke desa-desa untuk dibagikan ke masyarakat,” kata Edy.

Baca juga: Gunung Kidul belum rencanakan tempat khusus pemudik dampak COVID-19

Ia mengatakan dalam pengadaan masker ini, BPBD Gunung Kidul akan memanfaatkan tenaga penjahit lokal. Penjahit di Gunung Kidul sangat banyak sehingga tenaga yang dimiliki akan dimanfaatkan sehingga dampaknya bisa ikut dirasakan oleh masyarakat, khususnya para penjahit.

"Mudah-mudahan semua bisa berjalan dengan lancar dan pandemik bisa dicegah sehingga kehidupan bisa kembali normal,” katanya.

Edy mengatakan anggaran yang alokasikan untuk penanganan COVID-19 melalui BPBD sebesar Rp1,17 miliar yang melalui Belanja Tak Terduga (BTT). Dana ini selain untuk pengadaan masker juga dimanfaatkan guna pembelian cairan disinfektan serta akomodasi selama proses penanggulangan berlangsung.

"Kami jalankan kegiatan sesuai dengan tugas pokok fungsi yang kami miliki,” ungkapnya.

Ketua DPRD Gunung Kidul Endah Subekti Kuntariningsih mendukung penuh langkah BPBD untuk membagikan masker kepada masyarakat. Masker menjadi salah satu alat penting dalam upaya pencegahan COVID - 19.

Ia tetap meminta BPBD Gunung Kidul melibatkan penjahit lokal karena tenaga yang dimiliki bisa diberdayakan. Ia tidak ingin, pengadaan alat perlindungan diri (APD) bagi petugas medis yang mendatangkan dari luar daerah terulang kembali dalam kegiatan pengadaan 200.000 masker.

"Alasan itulah yang membuat saya teguh meminta BPBD menggunakan penjahit lokal. Selain bisa buat sendiri, para penjahit juga bisa mendapatkan berkah dan uangnya tidak keluar ke daerah lain,” kata Endah.

Endah mengatakan dirinya siap membantu BPBD untuk mengumpulkan penjahit untuk membuat masker.

"BPBD tinggal tentukan desain dan standarisasinya seperti apa. Nanti kalau sudah ada, desain diserahkan ke penjahit untuk kemudian dimulai proses produksi dan kemudian setelah jadi didistribusikan ke masyarakat,” katanya.

Baca juga: 24 perusahaan rumahkan dan PHK ratusan pekerja di Gunung Kidul

Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020