Mexico City (ANTARA/Xinhua/OANA) - Jumlah korban meninggal di Meksikoakibat terinfeksi virus H1N1 atau "flu babi" telah mencapai angka 89,atau bertambah empat dari hari sebelumnya, demikian pernyataanDepartemen Kesehatan Meksiko, Rabu.
Jumlah kasus terinfeksi di negeri Sombrero itu juga telah naik jadi 4.910, naik 104 dari hari sebelumnya.
Flu itu telah menjadi penyakit yang paling mematikan buat ibu rumahtangga, kelompok terbesar korban tewas dengan jumlah 24 dari 89, katapernyataan tersebut. Hampir sepertiga orang yang tewas juga menderitakegemukan.
DepkesMeksiko juga menyatakan kebanyakan korban tewas telah mulai menderitabeberapa gejala sebelum 23 April, hari dimana pemerintah mengumumkankeadaan darurat nasional dan menutup semua lembaga pendidikan sebagaireaksi atas merebaknya flu tersebut. Sebanyak 73 dari ke-89 korbantewas termasuk dalam kategori sebelum 23 April.
Flu itu menyebabkan peningkatan suhu tubuh secara drastis, sakit kepala, nyeri otot, sesak nafas dan hidung berlendir.
Pemerintah setempat menyarankan warga mencuci tangan secara rutin dansegera berobat jika muncul gejala virus apa pun. Namun demikian,wilayah yang terpengaruh paling parah telah menurunkan tingkat siaganyake level paling rendah. Semua tempat usaha dan sekolah di Meksiko puntelah melakukan kegiatan normal selama setidaknya satu pekan.
Rabu pagi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 13.398orang kini menderita penyakit itu di 48 negara, dan 95 dari merekatelah meninggal.
Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah infeksi paling tinggi,yaitu 7.900, tapi mencatat jumlah korban jiwa yang jauh lebih sedikitdibandingkan dengan Meksiko, yaitu 15.
Selasa lalu, Dinas Kesehatan New York City mengkonfirmasi tambahan duakorban tewas akibat virus H1N1 tersebut. Namun belum jelas apakahkematian mereka berkaitan langsung dengan virus yang menyerang merekaatau karena kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Thomas Frieden, yang meletakkan jabatan sebagai komisaris kesehatan,mengatakan pada suatu taklimat bahwa kedua orang itu - seorangperempuan berusia 41 tahun asal Queens Borough dan seorang pria usia 34tahun di Brooklyn Borough - sebelumnya telah mengalami kondisi lain.
Otopsi menyeluruh terhadap kedua korban itu mesti dilakukan gunamemastikan apakah flu tersebut secara langsung menjadi penyebabkematian mereka, kata Frieden, yang telah ditunjuk oleh Presiden ASBarack Obama untuk memimpin Centers for Disease Control and Prevention(CDC).
Dua korban meninggal lainnya telah dipastikan akibat virus flu babiH1N1. Mereka adalah asisten Kepala Sekolah Mitch Wiener di I.S. 238School, yang telah ditutup selama lebih dari satu pekan, dan seorangperempuan tanpa identitas berusia 50-an di Queens Borough meninggaldalam satu pekan terakhir.
Sejak wabah flu babi H1N1 merebak di New York City, sudah 130 orangdirawat di rumah sakit akibat penyakit tersebut. Semua kasus seriusditemukan pada orang yang sebelumnya mengalami gangguan kesehatan. (*)
Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009