Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi turun tajam mendekati angka Rp10.400 per dolar, karena pelaku memburu dolar, akibat kekhawatiran mereka terjadinya perang antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp10.370-Rp10.380 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.300-Rp10.310 atau melemah 70 poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis mengatakan, rupiah terhadap dolar AS, karena mata uang asing itu menguat terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya.
Dolar terhadap yen maupun euro cenderung menguat yang berpengaruh negatif terhadap pasar uang domesik khususnya rupiah, katanya.
Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan juga memberikan pengaruh negatif terhadap rupiah, karena pelaku pasar lebih cenderung membeli dolar ketimbang rupiah.
Karena itu keterpurukan rupiah pada pagi ini cukup besar yang mencapai 70 poin menjadi Rp10.370 per dolar, ucapnya.
Menurut dia, indikator ekonomi nasional yang cukup baik dan selisih bunga rupiah terhadap dolar AS yang cukup tinggi diharapkan masih dapat menarik investor asing untuk tetap bermain di pasar Asia khususnya Indonesia.
Pelaku pasar saat ini memang agak khawatir dengan ancaman Korut yang akan mendorong terjadinya perang nuklir yang sangat berbahaya bagi masyarakat luas, katanya.
Meski demikian, lanjut dia Indonesia tetap masih merupakan pasar potensial untuk mencari keuntungan lebih baik ketimbang pasar Asia lainnya.
Apalagi pelaksanaan Pilpres diperkirakan akan berjalan dengan aman dan tenang, akan tetap memberikan nilai tambah, ucapnya.
Rupiah diperkirakan pada sore nanti akan tetap melemah namun posisi akan tetap berada dibawah angka Rp10.400 per dolar, karena Bank Indonesia kemungkinan akan masuk pasar untuk melakukan intervensi.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009