Den Haag (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Belanda menyayangkan sikap Pemerintah Kota Makassar yang kurang memanfaatkan kegiatan Tong Tong Fair (TTF) 2009 untuk mempromosikan Kota Daeng tersebut.
Padahal kata Sekretaris KBRI, Ferdi Piay di Den Haag, Belanda, Rabu, secara khusus, Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda, J.E Habibie, mengundang langsung Makassar untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
"Pemkot Makassar dan tiga daerah lainnya, diantaranya Kalimantan (Kutai) dan Jakarta merupakan daerah yang secara khusus mendapat perhatian pak Dubes untuk turut berpartsipasi dalam kegiatan ini," jelas Ferdy dan menambahkan bahwa setidaknya, Makassar bisa menampilkan kesenian dan kebudayaan yang dimilikinya, bila tidak mendapatkan `stand` di Paviliun Indonesia TTF ini.
Dia mencontohkan, salah satu metode Jakarta memperkenalkan kebudayaannya adalah dengan membawa `abang dan none.` Demikian pula dari Kutai, tampil dengan jenis seni tarinya.
Ketika berada di Belanda kata Ferdy, delegasi Pemkot Makassar yang terdiri atas Kadis Pariwisata, Edy Kosasih Parawansa, Kaidsperindag, Rifad Suaib, Asisten I, Ruslan Abu, Kadin Makassar, Bahar Ngitung dan Humas Pemkot Kota Makassar, Kasim Wahab, hanya membagi-bagikan brosur tentang Kota Makassar.
Selebihnya itu, mereka mengunjungi sejumlah stand di Paviliun Indonesia didampingi para istri masing-masing, kecuali Asisten I Pemkot Makassar, kata salah seorang peserta Tong Tong Fair 2009, Yuli Saleh.
Kegiatan promosi wisata Pemkot Makassar yang digembor-gemborkan, akan dilakukan dengan cara mempromosikan wisata kuliner, seperti coto Makassar dan sop konro, termasuk kegiatan expose milik Pemkot Makassar lainnya (perdagangan dan pariwisata), tidak ditemukan di lokasi pameran tersebut. Kegiatan promosi yang dilakukan, hanya berupa penyebaran brosur kepada para pengunjung. Hal ini berbeda dengan yang dilakukan sejumlah daerah, seperti Kendari, Jakarta dan KBRI. Mereka masing-masing berusaha menarik pengunjung dengan cara memperkenalkan produk-produk keunggulannya.
Rombongan delegasi Pemkot Makassar ini, hanya berada sehari di TTF, selebihnya, mereka melakukan perjalanan ke Amsterdam tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Setelah itu, mereka ke Rotterdam pada hari Minggu (24/5) dengan alasan ingin mengajak Walikota Rotterdam untuk mendukung kegiatan pariwisata di Makassar bertajuk `Just for Rotterdam.`
Menurut Kadin Makassar, rombongan bersama para istri ini, akan mengunjungi Belgia. Namun dia tidak menjelaskan maksud dari kegiatan kunjungan tersebut. Sementara itu, Edy menginformasikan bahwa dirinya akan mengunjungi Paris, namun dia juga tidak menjelaskan maksud dari kunjungannya tersebut.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa asal Makassar yang kini sedang melanjutan pendidikannya di Rotterdam, Muhammad Yusuf, mengatakan bahwa kegiatan kunjungan yang dilakukan para delegasi Pemkot Makassar itu, kurang efektif dan efisien. Apalagi katanya, mereka membawa para istri "padahal mereka menginformasikan bahwa kedatangan mereka ke Belanda, untuk mempromosikan daerahnya, tetapi promosi yang dilakukan, hanya berupa penyebaran brosur. Kalau hanya seperti itu, kami bisa menjadi perwakilan Kota Makassar, tinggal membagi-bagikannya saja kepada para pengunjung," jelasnya.
Dia pun menyayangkan, bentuk promosi yang dilakukannya ini, hanya menambah biaya anggaran untuk perjalanan dinas mereka karena disertai dengan para istri, sementara hasil kegiatan promosi yang dilakukan di TTF ini, tidak sebanding dengan jumlah biaya perjalanan yang telah digunakan para delegasi Pemkot Makassar itu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009