Potensi tambak udang idle di Indonesia jumlahnya banyak. Kalau ini bisa dihidupkan, saya yakin peluang lapangan pekerjaan ada di sini
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan optimistis bahwa dengan mendorong pengembangan budi daya udang di berbagai daerah, maka akan semakin banyak menciptakan lapangan kerja di Tanah Air.
"Potensi tambak udang idle di Indonesia jumlahnya banyak. Kalau ini bisa dihidupkan, saya yakin peluang lapangan pekerjaan ada di sini," kata Menteri Edhy Prabowo dalam rilis di Jakarta, Rabu.
Menteri Edhy yakin produksi udang Indonesia akan terserap di pasar, baik nasional maupun global, karena kebutuhan udang segar dunia mencapai sekitar 13 juta ton per tahun.
Ia juga mengingatkan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Komisi IV DPR RI membahas refocusing kegiatan dan realokasi anggaran untuk memenuhi ketersediaan pangan sebagai tindak lanjut atas Inpres Nomor 4 tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19.
Baca juga: Produksi stabil, FAO: RI bisa jadi pemasok pangan hasil laut dunia
Menteri Edhy menegaskan pengurangan anggaran KKP sebagai imbas pandemi tidak menyurutkan semangat pihaknya dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, khususnya di subsektor perikanan budi daya. Malah, lanjut dia, KKP optimistis budi daya akan menjadi solusi terciptanya lapangan kerja baru.
"Hal lain yang akan kita hadapi setelah COVID-19 adalah lapangan pekerjaan yang semakin sulit. KKP sedang membangun sentra perikanan budi daya. Ini adalah peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya.
Agar perikanan budi daya, khususnya udang, bisa dijangkau banyak kalangan, KKP telah menyiapkan konsep klasterisasi menggunakan tambak konvensional dan bioflok.
"Ada salah satu klaster yang kita coba, isinya 60 lubang bioflok. Satu lubang bioflok itu akan memberikan pendapatan maksimal Rp5 juta di luar ongkos tenaga kerja," papar Menteri Edhy.
Baca juga: KKP prioritaskan pengembangan budi daya udang sistem kluster
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020