"Kami mengharapkan kepada masyarakat dan wisatawan untuk sementara tidak melalukan pendakian di Gunung Gamalama, karena gunung itu dalam status waspada level II," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Gamalama, Darmo Lamane di Ternate, Rabu.
Gunung Gamalama selama ini banyak diminati masyarakat di Ternate dan daerah lainnya di Malut, serta wisatawan sebagai tempat wisata pendakian, karena gunung yang terletak di tengah Pulau Ternate itu terkenal dengan keindahan, terutama saat berada di puncak.
Menurut Darmo, meski Gunung Gamalama dalam status waspada level II kondisinya belum membahayakan bagi masyarakat di Kota Ternate dan sekitarnya, oleh karena itu masyarakat diimbau agar tetap tenang.
Begitu pula masyarakat yang memiliki kebun pala dan cengkeh di lereng Gunung Gamalama tetap bisa mengolah kebunnya itu, asalkan mereka tidak mendaki sampai mendekati minimal radius 5 km dari bibir kawah gunung tersebut.
"Kami terus memantau perkembangan Gunung Gamalama dan kalau terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung itu, kami akan menyampaikannya kepada masyarakat dan berbagai pihak terkait lainnya di Ternate," ujarnya.
Gunung Gamalama terakhir meletus tahun 1983. Tiga tahun sebelumnya (1980) gunung itu juga meletus sehingga mengakibatkan warga kota Ternate harus mengungsi ke pulau lainnya di Malut, seperti ke Pulau Tidore dan Halmahera.
Gunung api lainnya di Malut, kata Darmo yang juga ditutup bagi kegiatan pendakian adalah Gunung Ibu di Halmahera Barat karena gunung setinggi 1.600 meter dari permukaan laut itu kini dalam status siaga.
Di Malut banyak gunung api namun yang masih aktif hanya lima gunung yakni Gunung Gamalama di Ternate, Gunung Gamkonora dan Gunung Ibu di Halmahera Barat, Gunung Dukono di Halmahera Utara dan Gunung Makian di Halmehera Selatan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009