Surabaya (ANTARA News) - Negara-negara Asia akan menjadi kawasan pertama yang keluar dari krisis ekonomi global karena perkembangan positif dalam ekonomi mereka belakangan ini.

"Mengutip pernyataan George Soros, investor saham asal Hungaria, negara di kawasan Asia dapat segera keluar dari guncangan krisis ekonomi global," kata Chief Economist Bank Mandiri Group, Mirza Adityaswara, di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, perkembangan positif itu terlihat dari meningkatnya penjualan mobil di China pada bulan April 2009 menjadi 1,1 juta unit, naik 25 persen dari periode sama tahun sebelumnya.

"Hal itu mengerek pertumbuhan ekonomi negara itu menjadi yang terpositif di dunia sebesar 6,1 persen selama triwulan pertama tahun ini," ujarnya.

Setelah China, kata dia, India menyusul dengan pertumbuhan ekonomi selama triwulan pertama 2009 mencapai 5,6 persen. Yang paling menggembirakan, Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dengan pertumbuhan ekonomi pada periode sama sebesar 4,4 persen.

"Artinya, negara ini akan segera keluar dari situasi krisis sekarang. Kami yakin, pada tahun 2010 perekonomian Indonesia akan pulih. Apalagi, karena adanya respon positif dari pasar modal menjelang hingga setelah Pemilihan Presiden 2009," katanya.

Di samping itu, ungkap dia, justru negara yang banyak memiliki saham di pasar modal seperti Singapura dan Jepang menunjukkan perkembangan negatif, masing-masing sebesar negatif 11,5 persen dan negatif 15,2 persen.

"Saat ini, jika dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi sedunia, Singapura berada di urutan ke-12 dan Jepang ke-13," katanya.

Perkembangan ekonomi nasional yang positif, kata dia, tampak dari perolehan cadangan devisa negeri ini yang bertambah sebanyak 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 56,6 miliar dolar AS pada bulan keempat tahun ini.

"Di samping itu, transaksi berjalan juga membaik menjadi surplus 1,8 miliar pada triwulan pertama tahun ini, sebelumnya pada triwulan keempat tahun lalu kondisinya defisit 700 juta dolar AS," katanya.

Ia menerangkan, dari sisi transaksi modal dan finansial juga membaik dari defisit 4,1 miliar dolar AS pada triwulan keempat menjadi surplus 2,4 miliar dolar AS pada triwulan pertama tahun ini.

Sementara itu, jelas dia, pertumbuhan ekonomi nasional sampai triwulan I/2009 juga memperlihatkan situasi positif yakni mengalami pertumbuhan 4,4 persen dari periode sama tahun lalu.

"Bahkan, pertumbuhan kredit perbankan antara Desember 2008 sampai Maret tahun ini negatif 0,2 persen. Selain itu, tingkat kredit macet "Non Performing Loan" pada periode sama dari 3,2 persen menjadi 3,9 persen," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009