Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan solusi atas masalah pengadaan ventilator di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dalam rapat kerja virtual dengan Komisi I DPR RI, Rabu.
Ia menerangkan bahwa Wisma Atlet itu untuk Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ICU) memiliki sistem oksigen pada ventilator yang didukung menggunakan tabung, padahal yang diinginkan adalah sistem oksigen terpusat (central oxygen system).
Baca juga: RS Darurat Wisma Atlet rawat 394 pasien positif COVID-19
Baca juga: Pergantian tenaga medis Polri di RSD Wisma Atlet setiap dua pekan
Baca juga: Menristek: Akhir April RI miliki 200 ventilator produksi lokal
"Saya tanya di sana, tabung hanya mampu kurang lebih tujuh jam. Padahal yang diinginkan untuk ventilator itu adalah central oxygen," kata Tjahjanto.
Untuk itu, TNI memberitahukan kekurangan tersebut secara resmi melalui surat kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Saat ini, Sistem Oksigen Terpusat itu sedang proses instalasi pada ventilator sehingga diharapkan dapat melayani lebih banyak pasien yang mengalami perawatan intensif, khususnya pada masalah paru-paru.
Selain itu, Panglima juga mengajukan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Wisma Atlet Kemayoran kepada Menteri PUPR.
Hal itu agar memastikan limbah yang dibuang dari Rumah Sakit Darurat COVID-19 itu tidak mencemari air yang digunakan oleh warga sekitar.
Pemasangan IPAL itu seperti yang dilakukan TNI di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Di sana IPAL sudah terpasang karena masyarakat yang ada di sekitar, terutama di Kampung Cijantung yang berada 300 meter dari Pulau Galang, mengharapkan mereka tidak terinfeksi karena IPAL-nya belum ada.
"Saat ini (di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Pulau Galang) IPAL sudah terpasang, sehingga rembesan air yang masuk ke masyarakat sudah aman bagi masyarakat," kata Panglima TNI.
Selain itu, Panglima TNI juga mengajukan kelengkapan insinerator untuk Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran kepada Pemerintah.
Ia mengungkap bahwa hampir setiap hari Alat Pelindung Diri (APD) yang dikenakan tenaga medis harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar, untuk itu agar semua berjalan dengan aman, maka perlu dibangun fasilitas insinerator tersebut.
"Inilah peran-peran TNI dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, mendukung Kementerian Kesehatan, termasuk Gugus Tugas, bagaimana kami bisa berkontribusi terhadap kejadian yang sedang berlangsung yaitu pandemi COVID-19," kata Panglima menandaskan.
Baca juga: Gagal beli ventilator dari China, Brazil kerahkan industri lokal
Baca juga: UI siapkan ventilator transport lokal rendah biaya
Baca juga: ITS ciptakan Robot Ventilator bantu penanganan COVID-19
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020