Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak naik lebih tinggi di perdagangan Asia, Rabu siang, untuk kembali berada di atas 62 dolar AS per barel setelah melewati level tertinggi selama enam bulan menjelang pertemuan OPEC.

Kontrak utama berjangka minyak jenis ringan (light sweet crude) untuk pengiriman Juli di New York merangkak naik 23 sen menjadi 62,68 dolar per barel setelah bertahan di 62,45 dolar di perdagangan AS, harga penutupan tertinggi sejak 5 November.

Sementara itu, harga minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman Juli naik 45 sen menjadi 61,69 dolar, demikian dikutip dari AFP.

Pasar terus naik setelah merangkak ke level lebih tinggi, Selasa, karena kalangan trader melihat lonjakan kepercayaan konsumen di AS karena sinyal membaiknya perekonomian dan meningkatnya permintaan energi.

"Kondisi ini membuat harga kembali siap untuk menguat di pasar minyak pada musim panas," kata Dave Ernsberger, Direktur redaksi senior penyedia informasi energi untuk Asia, Platts.

Dia menambahkan pasar menunggu hasil dari pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Kamis di Vienna sebagaiacuan.

Menteri perminyakan Arab Saudi, Ali al-Nuaimi, ketika tiba diibukota Austria itu, Selasa, mengatakan OPEC nampaknya mempertahankan kuota produksi saat ini.

"Kami akan mempertahankan apa yang ada," kata menteri yang negaranya menjadi produsen minyak terbesar OPEC.

Dia juga mengatakan bahwa harga minyak harus naik ke level 75 dolar per bare;. "Kami berharap itu terjadi antara kuartal ketiga dan keempat," katanya.

OPEC yangmemompa sekitar 40 persen pasokan minyak dunia terus melakukan penurunan produksi sejak akhir tahun lalu dalam rangka meningkatkan harga yang anjolok dari rekor tertinggi di atas 147 dolar perbarel pada Juli 2008.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009