Jakarta, (ANTARA News) - Negara-negara di luar negeri memiliki dan menyimpan ribuan buku kuno dalam berbagai bidang bahasan karya leluhur bangsa Indonesia yang dibawa sejak masa abad 19.

"Buku-buku itu terdiri dari berbagai tajuk seperti sastra, hukum, agama dan sejarah," kata peneliti budaya timur jauh dari Perancis, Henri Chambert-Loir dalam bedah buku "Hikayat Nakhoda Asik" dan "Hikayat Mepati Mas" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, karya-karya leluhur bangsa Indonesia tersebut umumnya berasal dari masa sebelum abad 19, bahkan ada yang dari abad 16.

Naskah dalam berbagai bidang keilmuan itu ditulis dengan bermacam bahasa yang ada di Indonesia seperti Melayu, Jawa, Batak dan Bugis.

Buku-buku tersebut dibawa ke luar Indonesia sebelum masa kemerdekaan, terutama oleh Belanda untuk dipelajari dan diteliti.

Kemudian, ribuan buku-buku itu tersebar ke negara-negara lain yang ingin mempelajari budaya Indonesia. "Di Perancis juga ada tapi hanya ratusan, yang paling banyak itu di Belanda, jumlahnya ribuan," katanya.

Ia menyatakan, masyarakat Indonesia tidak perlu mempersoalkan banyaknya buku masa lalu itu di luar negeri karena merupakan bagian upaya menyelamatkan pengetahuan dunia.

Jika tidak dibawa ke luar negeri, dikhawatirkan buku-buku yang dinilai sangat berharga itu akan hilang atau musnah seiring kondisi yang belum stabil di Indonesia.

Hal yang penting, kata dia, adalah buku-buku itu masih dapat dibaca, diteliti dan diterbitkan jika ingin mengetahui pengetahuan yang terkandung di dalamnya.

Masyarakat Indonesia tinggal mengupayakan agar memiliki akses untuk membaca, meneliti dan menerbitkan buku-buku itu, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009