Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Tbk membagi dividen Rp122 miliar atau 10 persen dari laba bersih tahun buku 2008 yang mencapai Rp1,22 triliun atau Rp8 per lembar saham.

Pembagian dividen tersebut lebih kecil dibanding 2007 yang mencapai Rp449 miliar atau 50 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2007 senilai Rp898 miliar.

Pengurangan dividen dari laba bersih tersebut untuk memperkuat permodalan perseroan.

"Kita tahu bahwa 2009 dengan laba ditahan sangat membantu, kita melihat situasi bahwa permodalan menjadi kebijakan utama 2009 dalam mengantisispasi kondisi ekonomi 2009," kata Direktur Utama BNI Gatot Suwondo usai rapat umum pemegang saham di Jakarta, Rabu.

Rapat umum pemegang saham (RUPS) telah menyetujui bahwa laba ditahan untuk perseroan sebesar Rp803,52 miliar. Sisanya sebesar satu persen atau Rp12,25 miliar akan digunakan untuk program kemitraan, Rp36,67 miliar untuk program bina lingkungan, Rp125,25 miliar untuk pencadangan dalam rangka memenuhi pasal 70 ayat (1) UU no 40 tentang perseroan terbatas dan Rp125,57 untuk cadangan yang telah ditetapkan penggunaannya.

Ia mengatakan dengan laba ditahan tersebut diharapkan CAR akan bertambah 0,6 persen. "Kalau sekarang 13,5 ditambah 0,6 persen menjadi 14,1 persen. Ini untuk menopang pertumbuhan kredit 14-17 persen," katanya.

Sementara itu, dalam Rapat Umum Pemegang saham tersebut juga disetujui laporan kinerja keuangan 2008 yang memberikan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun.

Pertumbuhan kredit 26,3 persen menjadi Rp112 triliun, kredit bermasalah (NPL) bruto 4,9 persen, net interest margin (NIM) 6,3 persen, return on asset 1,1 persen, return on equity (ROE) 9,0 persen.

Selain itu, RUPS juga menyetujui pengunduran diri Erry Riyana Hardjapamekas sebagai Komisaris Utama Bank BNI dan menggantinya dengan Peter Benjamin Stok yang merupakan mantan Presiden Direktur Bank Niaga. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009