"Saya sudah berkali-kali mengimbau masyarakat pesisir pantai Banten selatan agar tidak melakukan perusakan terumbu karang," kata Kepala Seksi Sumber Daya Pesisir dan Laut, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Lebak, Uci Sanusi, Rabu.
Uci mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan di pesisir perairan Banten selatan agar tidak merusak terumbu karang mengingat tinggal sekitar 80 persen lagi terumbu karang yang masih baik untuk dilindungi dan dijaga kelestariannya.
Selama pengawasan, pihaknya banyak memergoki warga yang mengambil terumbu karang seperti di pesisir Binuangeun dengan menggunakan linggis dan alat lainya.
"Kami tidak menangkap mereka, namun hanya diberikan peringatan keras agar tidak mengulangi kembali melakukan perusakan terumbu karang," katanya.
Dia menjelaskan, pesisir pantai Banten selatan memiliki jutaan spesies biota laut yang unik dan langka, termasuk lingkungan panorama sekitar Pantai Pulau Manuk, Sawarna, dan Tanjung Panto.
Untuk mencegah kerusakan terumbu karang, Dinas Kelautan telah memberdayakan masyarakat pesisir dengan mengembangkan budidaya terumbu karang yang diharapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat juga menjaga ekosistem kekayaan biota laut dari kepunahan.
"Saat ini kami sudah membina 10 kelompok budi daya terumbu karang," katanya.
Dia menyebutkan, saat ini terumbu karang yang dikembangkan jenis Genus Acropora karena bisa berpoduksi antara 6-12 bulan.
"Degan pemberdayaan usaha ini tentu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir," ujarnya.
Menurutnya, pelestarian dan perlindungan terumbu karang dilakukan dengan bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemerhati Lingkungan dari Jakarta dan Banten, juga institusi pendidikan.
Udin (45) anggota budi daya terumbu karang di Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, memberi kesaksikan bahwa keikusertaannya dalam program perlindungan terumbun karang juga bisa meningkatkan pendapatannya.
"Saat ini, kami mendirikan kelompok budi daya terumbu karang baru beberapa bulan dan belum menghasilkan produksi," katanya.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009