Surabaya (ANTARA News) - Ribuan umat dan tokoh lintas agama se-Jawa Timur akan mengadakan doa bersama agar Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2009 berjalan damai, tertib, dan lancar.

"Sebagai umat yang religius, kami mengadakan doa bersama untuk mendorong kerja sama antaragama dan mendoakan pilpres," kata tokoh Kristiani, Dr Hana Amalia Vandayani Ananda, di Surabaya, Selasa.

Didampingi ulama Surabaya KH Noehan Affandi, ia mengatakan doa bersama itu akan dilakukan dalam Gebyar Budaya "Indonesia Bangkit" di Sibec ITC Mega Grosir, Surabaya pada 27 Mei pukul 17.00 WIB.

"Doa bersama itu sebenarnya digelar secara rutin untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-101, tapi karena menjelang pilpres, maka doa bersama juga untuk itu," katanya.

Menurut dia, setiap warga negara harus menggunakan hak pilih dan menerima bila capres/cawapres yang dipilihnya ternyata kalah, sebab capres/cawapres yang menang adalah milik banyak orang.

"Yang terpenting bukanlah pilpres, tapi bagaimana bangsa Indonesia tetap menghargai perbedaan dalam banyak hal. Bangsa Indonesia jangan sampai dijajah kebencian satu sama lain," katanya.

Ia menyatakan kebersamaan umat lintas agama diharapkan akan dapat meningkatkan kebersamaan antarumat beragama dan akhirnya menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme untuk melawan kemiskinan.

"Kita harus bangkit secara bersama-sama untuk melawan penjajah dalam bentuk kemiskinan dan kebodohan, karena itu mari kita bergandeng tangan tanpa melihat perbedaan di antara kita," katanya.

Senada dengan itu, ulama Surabaya yang juga penasihat tokoh lintas agama di Surabaya, KH Noehan Affandi, menyatakan masyarakat Jatim dapat menjadi contoh dalam kebersamaan.

"Bahkan, di negara lain seperti Singapura, pertemuan lintas agama hanya terjadi saat diundang pemerintah. Berbeda dengan Indonesia yang mengadakan pertemuan setiap saat," katanya.

Di Surabaya sendiri, katanya, kebersamaan tokoh lintas agama terbentuk sejak 1984 saat ada umat Kristiani yang terganggu dengan suara azan yang terdengar dari mesjid di sebelahnya.

"Kejadian itulah yang akhirnya membuat umat Kristiani tertarik untuk datang ke mesjid atau saya menghadiri undangan dari umat Kristiani, meski awalnya banyak protes dialamatkan kepada saya," katanya.

Kebersamaan itu akhirnya terwujud dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas (20 Mei) dari tahun ke tahun secara bersama-sama, sekaligus memperingati Hari Lahir Pancasila (1 Juni) dan HUT Kota Surabaya (31 Mei).

Sementara itu, penata acara "Gebyar Nusantara" Jonathan Christ Wibisono mengatakan acara itu akan dihadiri sekitar 5.000 orang dari kalangan pejabat, tokoh lintas agama, pengusaha, pemerhati budaya, pelajar, dan umat lintas agama dari dalam dan luar negeri.

"Acaranya akan dimeriahkan dengan hadrah, shalat maghrib, doa bersama, tari remo, lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, sendratari Untung Suropati, parade tradisi se-Indonesia, nyanyian Leo Kristi, keroncong klangenan, barongsai, dan tamborin," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009