Mereka akan diperiksa kesehatannya dan kemudian tetap berlabuh di laut selama 2 hari untuk menggenapi 14 hari
Saumlaki (ANTARA) - Pangkalan TNI AL (Lanal) Saumlaki di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku menyatakan kesiapan untuk melakukan prosedur tetap penanganan COVID-19 pada lebih dari 70 kapal nelayan asal Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang hendak sandar di pelabuhan laut Saumlaki beberapa hari mendatang.
Komandan Lanal Saumlaki Letkol Laut P Hartanto, di Saumlaki, Rabu, menyatakan berdasarkan pemantauan, sejumlah kapal nelayan tersebut telah berangkat dari Buton pada akhir Maret 2020 dan dipastikan tiba di Saumlaki dalam pekan ini, karena pelayaran dari Buton hingga Saumlaki ditempuh selama 12 hari.
Para nelayan ini telah mengantongi izin nelayan dari Dinas Perikanan Provinsi Maluku untuk mencari ikan di wilayah perairan seputar Kepulauan Tanimbar.
Baca juga: Tim SAR lakukan pencarian nelayan hilang di perairan Buton Selatan
Tujuan mereka berlabuh di Pelabuhan Saumlaki adalah untuk pengisian bahan bakar minyak dan berbelanja kebutuhan selama di laut.
"Saya sudah koordinasikan dengan Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dimana mereka akan dikarantina di laut selama dua hari jika sudah tiba di sini. Kita akan cek kesehatan mereka," kata Danlanal Hartanto.
Menurut dia, puluhan kapal nelayan itu tidak akan tiba bersamaan di Saumlaki, karena saat berangkat dari Buton, pelayaran mereka terpisah.
Untuk melaksanakan protap penanganan COVID-19, pihak Lanal Saumlaki telah menyiapkan sebuah kapal yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Ukurlaran, Kecamatan Tanimbar Selatan yang dilengkapi dengan peralatan dan tenaga medis.
Setibanya di sana, para nelayan dari Buton itu akan diperiksa oleh tim medis dan tidak dibiarkan untuk turun dari kapal.
"Mereka akan diperiksa kesehatannya dan kemudian tetap berlabuh di laut selama 2 hari untuk menggenapi 14 hari sesuai batas waktu karantina. Ini kami lakukan karena mereka sudah menghabiskan waktu 12 hari pelayaran," kata Danlanal menjelaskan.
Baca juga: Di Sultra, seorang positif dan bayi PDP COVID-19 meninggal dunia
Hartanto menyatakan pula bahwa pihaknya tidak bisa menghalangi pelayaran mereka dari Buton ke Saumlaki, karena sebelum berangkat, COVID-19 belum berdampak luas di wilayah timur.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik karena pihaknya akan tetap memastikan kesehatan para nelayan tersebut sesuai standar penanganan dan pencegahan wabah mematikan itu.
"Kami sudah konfirmasi ke Buton. Mereka sudah cek kesehatan sebelum berangkat. Dipastikan oleh pihak pemeriksa bahwa mereka sehat. Tetapi kita tetap akan berlakukan masa karantina karena inkubasinya 14 hari, dan karena mereka sudah berlayar 12 hari maka kita tambah 2 hari karantina di laut," kata Hartanto.
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020