Hiu berkulit biru dan bertutul putih itu diikat di bagian ekornya kemudian diseret oleh belasan warga dari perangkap yang menjerat.
Selanjutnya, Hiu Tutul tersebut dengan pelan-pelan didorong ke tengah laut supaya bisa hidup bebas dengan koloninya.
Namun, saat didorong Hiu tersebut sempat terluka di bagian punggung akibat terkena tusukan bambu perangkap ikan.
Hiu itu terdampar pada Sabtu (23/5) malam setelah masuk ke perangkap ikan milik Djafar, nelayan di Kelurahan Tondo, Palu Timur.
Djafar mengaku baru mengetahui keberadaan hiu tersebut di perangkapnya yang seluas 100 meter persegi pada Minggu pagi.
"Sejak saat itu, tersiar berita dari mulut ke mulut, dan banyak masyarakat yang ingin menyaksikan hiu tersebut," katanya.
Hiu tersebut sempat menjadi tontonan warga Palu dan sekitarnya karena dapat terlihat jelas warna dan ukurannya di dalam perangkap ikan yang dalamnya sekitar dua meter saja.
Bahkan, masyarakat yang berniat melihat hiu tersebut ditarik biaya sebesar Rp10.000 per orang. Setiap pengunjung yang telah membayar, boleh melihat hiu dari sampan selama beberapa menit.
Beberapa pengunjung terlihat memberi makanan ikan raksasa tersebut, dan sebagian lain mengabadikan hiu itu dengan kamera handphone atau kamera.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
begitulah sesungguhnya budaya masyarakat kita, luhur dan adiluhung.