Seoul (ANTARA News) - Korea Utara pada hari Selasa dilaporkan segera melakukan uji penembakan rudal-rudalnya. AFP menulis hal tersebut adalah tindakan yang memicu ketegangan-ketegangan setelah uji coba bom nuklirnya yang kedua menuai kecaman di seluruh dunia.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) mengadakan suatu pertemuan darurat setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklirnya pada hari Senin.
Rusia memperkirakan, uji coba nuklir Korea Utara terakhir itu hampir sekuat bom-bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.
Dewan mengatakan, suatu uji coba nuklir merupakan `pelanggaran yang sudah jelas` atas hukum internasional dan sebaiknya ada sanksi-sanksi baru kepada Korea Utara.
Negara itu melakukan dua kali percobaan bom nuklir dalam tempo tiga tahun.
"Resolusi ini harus memasukkan sanksi-sanksi baru sebagai tambahan yang sudah ditetapkan sebelumnya, karena tindakan demikian harus dibayar mahal," kata wakil duta besar Prancis di PBB.
Rusia memperkirakan kekuatan ledakan bawah tanah Senin itu mencapai 20 kilo ton, yang berarti jauh lebih kuat ketimbang uji coba mereka yang pertama pada Oktober 2006, yang sekaligus mengumumkan bahwa negara komunis yang miskin itu telah bergabung dengan kelompok negara-negara kekuatan nuklir dunia.
Korea Utara mengatakan, percobaan terakhirnya itu memberi `sumbangan terhadap pembelaan terhadap kedaulatan negara dan bangsa serta sosialisme, dan menjamin perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea serta kawasan.`
Korea Utara telah berulang kali mengatakan, pihaknya ingin mencegah terjadinya serangan oleh AS, yang diyakini ingin menumbangkan rezim Kim Jong-Il, serta hampir enam tahun perundingan-perundingan perlucutan nuklir yang tidak mampu menghentikan program nuklirnya.
Pada April, Pyongyang melakukan uji tembak roket jangka panjangnya, yang oleh para kritikus dikatakan bahwa nyatanya yang diluncurkan adalah rudal balistik. Senin, Korea Utara juga akan melakukan uji coba peluncuran tiga rudal jarak pendeknya setelah ledakan percobaan nuklir.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengatakan, Korea Utara sedang mempersiapkan penembakan rudal jarak dekatnya lagi, Selasa atau Rabu.
Yonhap mengutip satu sumber pemerintah di Seoul yang mengatakan, Pyongyang telah mengumumkan bahwa bagian dari perairan lepas pantai Laut Kuning telah dibatasi untuk perlintasan kapal-kapal.
Beberapa analis juga mengisyaratkan, bahwa Kim akan menggunakan uji coba nuklirnya untuk memperkuat tangannya di dalam negeri, yang agak goyang setelah mendapat sanksi-sanksi lagi, atau kecaman-kecaman internasional.
Pemimpin berumur 67 tahun tersebut secara luas dilaporkan menderita stroke pada Agustus lalu, yang kemudian memicu spekulasi di luar negeri mengenai penggantiannya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009