Seperti yang dialami Muharang, pria yang berkebun di perbukitan di daerah itu, pada pagi ini sekitar pukul 07.00 WIT didatangi sekelompok orang bersenjata ketika ia tengah memanen hasil kebunnya.
Muharang yang tengah memetik tomat, tiba-tiba didatangi sekelompok pria yang bersenjatakan busur dan panah. Ia kemudian berlari menyelamatkan diri, namun kelompok itu berusaha mengejarnya.
"Jumlahnya sekitar 20-an orang, saya akhirnya bersembunyi di bawah pohon jambu karena sudah terkepung oleh mereka, beruntung pada saat itu telepon genggam saya berbunyi sehingga mereka langsung mundur dan meninggalka saya," kata Muharang kepada wartawan.
Petugas dari Polsekta Abepura bersama Brimob Polda Papua dan warga setempat, dipimpin Kapolsekta Abepura, AKP Dominggus Rumaropen, berusaha mengejar kelompok itu, namun tidak berhasil menemukannya.
Kepada masyarakat AKP Dominggus Rumaropen mengimbau agar tidak mendaki perbukitan maupun berkebun untuk sementara waktu karena alasan keamanan.
"Kalau terpaksa sebaiknya berjalan secara berkelompok," katanya.
Pada Senin (25/5) kemarin pukul 10.00 WIT, aparat Brimob dan anggota Polsekta Abepura sudah menyisir daerah itu ketika terjadi insiden tembak menembak dengan sekelompok orang bersenjata yang diduga OPM.
Sebelumnya, pada Senin pagi, seorang warga RT4 Tanah Hitam, Bahar, melapor ke Polsekta Abepura bahwa ia dan istrinya dikejar sekelompok orang bersenjatakan panah, tombak, dan parang, ketika pasangan itu tengah berada di kebunnya.
Menurut pengakuan warga, kelompok bersenjata itu telah membakar pondok peristirahatan di kebun-kebun mereka.
"Biasanya mereka hanya mencuri hasil kebun kami dan tidak sampai menyerang warga, namun kali ini tampaknaya sudah sangat mengkhawatirkan," kata Andi ketua RT setempat.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009