Singapura (ANTARA News) - Harga minyak berada di atas 60 dolar AS per barel di perdagangan Asia, Selasa, menjelang pertemuan OPEC akhir pekan ini dan berlanjutnya ketidakpastian di negara eksporter minyak utama Afrika, Nigeria.

Seperti dilaporkan AFP, kontrak utama minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli di New York turun 66 sen menjadi 61,01 dolar AS per barel di perdagangan pagi.

Sementara itu, harga minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman Juli turun 18 sen menjadi 60,03 dolar AS.

"Tidak banyak dampak di pasar saat ini," kata Jonathan Kornafel, direktur untuk Asia di Hudson Capital Energy.

Dia menambahkan bahwa pasar masih menunggu hasil dari pertemuan OPEC, Kamis, untuk melangkah.

Para menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di tengah ekspektasi bahwa penurunan produksi tidak akan berlanjut.

Organisasi, yang memompa lebih dari 40 persen pasokan minyak dunia, telah melakukan penurunan produksi sejak akhir tahun lalu dalam kerangka mendongkrak harga.

Harga minyak turun dari rekor tertinggi lebih dari 147 dolar AS per barel pada Juli menjadi 32 dolar AS pada Desember karena anjloknya permintaan akibat krisis ekonomi dunia, namun harga justru mulai naik secara bertahap.

Kalangan analis lainnya mengatakan para investor juga melihat dampak dari eskalasi ketidakpastian di Nigeria.

Kelompok pemberontak utama di negara itu, Senin, menghancurkan beberapa jaringan pipa di wilayah selatan Nigeria sebagai jawaban atas serangan militer, mendorong pengumuman penurunan produksi menjadi 100.000 barel per hari.

Gerakan Emancipation of the Niger Delta (MEND) mengatakan penghancuran jaringan pipa dan stasiun penyaluran minyak dilakukan untuk "menghentikan operasi" fasilitas penyimpanan minyak milik Chevron.

Perusahaan minyak raksasa AS itu membenarkan adanya serangan terhadap salah satu jaringan pipa itu di kawasan Abiteye di Delta Nigeria.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009