New York (ANTARA) - Harga minyak turun signifikan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran permintaan yang lebih lemah akibat pandemi virus corona terus mencengkeram pasar.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, merosot 2,30 dolar AS atau 10,3 persen menjadi 20,11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
WTI berada tidak jauh dari posisi ketika reli yang didukung harapan untuk kesepakatan produksi OPEC+ yang ditandatangani pada akhir pekan.
Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, turun 2,14 dolar AS atau 6,7 persen menjadi ditutup pada 29,60 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Kedua acuan harga minyak tersebut telah anjlok lebih dari 50 persen sejauh tahun ini.
Investor terus khawatir tentang permintaan yang terpukul karena pembatasan perjalanan dan gangguan perdagangan akibat pandemi Covid-19.
Hingga Selasa sore (14/4), lebih dari 1,9 juta kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi telah dilaporkan secara global, dengan 125.196 kematian, menurut data dari Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Para ahli memperingatkan potensi pasokan minyak mentah global meskipun ada pemotongan produksi bersejarah OPEC+.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat pada Minggu (12/4) untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni setelah empat hari pembicaraan.
Menurut pernyataan OPEC mengenai kesepakatan itu, mulai Juli hingga akhir 2020, pemangkasan akan dikurangi menjadi 7,7 juta barel per hari, dan kemudian akan diikuti oleh penyesuaian 5,8 juta barel per hari selama 16 bulan hingga akhir April 2022.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020