Brisbane (ANTARA News) - Ancaman virus flu babi (H1N1) di Australia semakin membesar, dari 17 orang yang terjangkit sehari sebelumnya menjadi 23 orang, Selasa pagi.
Data Departemen Kesehatan Australia, Selasa, menunjukkan terbukanya kemungkinan bertambahnya jumlah penderita bertambah mengingat ada 55 warga yang kini bertatus "diduga terinfeksi" virus mematikan ini.
Bertambahnya jumlah penderita flu A H1N1 itu dipicu oleh adanya enam kasus terkonfirmasi baru di negara bagian Victoria, New South Wales (NSW), Australia Barat, dan Queensland.
Sebanyak 13 orang penderita berdomisili di negara bagian Victoria, lima orang di NSW, masing-masing dua orang di Queensland dan Australia Selatan, serta satu orang di Australia Barat.
Di antara para penderita baru flu babi ini adalah pemuda berusia 30 tahun asal Australia Barat dan wanita berusia 20 tahun asal Queensland.
Seperti kebanyakan penderita positif H1N1 di Australia, keduanya juga baru pulang dari kunjungan ke Kanada dan Amerika Serikat (AS), dua dari sejumlah negara yang serius terpapar virus flu mematikan ini.
Depkes Australia mencatat rekam jejak perjalanan pemuda tersebut, yakni dua bulan di Kanada sebelum kembali via Los Angeles dan Auckland ke Melbourne pada 22 Mei dan lalu terbang ke Perth pada 23 Mei, wanita asal Queensland sempat berlibur dua minggu di New York, AS.
Di negara bagian Victoria, otoritas setempat menutup SMA Thornbury selama seminggu setelah ada siswanya yang positif menderita flu babi.
Selain meliburkan sekolah, Komite Darurat Pandemi Nasional (NPEC) Australia juga merekomendasikan pemberian libur seminggu bagi murid-murid Australia yang sempat mengunjungi Kanada, Jepang, Meksiko, Panama, dan AS.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009